Headlines News :
Home » , , , » Ribuan Ton Buah Kelapa Sawit PDKS, Jadi Santapan Babi

Ribuan Ton Buah Kelapa Sawit PDKS, Jadi Santapan Babi

Written By ichsan on Kamis, 20 September 2012 | 10.25


SINABANG, Aceh News - Sejak awal  Agustus lalu, ribuan ton, Tandan Buah Segar (TBS) buah kelapa sawit Perusahaan Daerah Kabupaten Simeulue (PDKS), membusuk dan jadi santapan babi dan binatang liar lainnya.

Tidak hanya buaah kelapa sawit PDKS itu, membusuk dan menjadi makanan binatang liar, ancaman lain seperti tanaman liar, telah menggerogoti ratusan ribu batang kelapa sawit, yang saat ini tanpa perawatan dan pemeliharaan rutin. Serta ancaman kematian sedang mengintai kelapa sawit milik PDKS itu.

Bila buah kelapa sawit, tidak dipanen akibanyat pohon kelapa sawit yang akan mati. "selain membusuk, buah kelapa sawit sangat disukai babi, serta binatang liar lainnya", kata Rustam NK, Anggota Komis B DPRK Simeulue, yang membidangi Perekonomian, Rabu (19/9).

Lebih lanjut, kata Rustam. Ancaman serius lainnya, yang dialami kelapa sawit. "ancaman lain yang dianggap serius saat ini, terutama pohon kelapa sawit yang sedang berbuah, bila tidak di panen kelapa sawit itu akan mati. Kita harapkan meskipun dihentikan beroperasi kebun Kelapa sawit PDKS, harus ada solusinya", imbuh Rustam.

Terkait dengan persoalan ribuan ton buah kelapa sawit, yang membusuk dan jadi makanan babi tersebut, pihak Pemkab Simeulue, sedang berupaya mencari rekanan penampung dan pengolahan buah kelapa sawit itu, sebelum adanya pihak swasta untuk mengelola kebun kelapa sawit PDKS, yang saat ini sejumlah perusahaan yang berminat, telah mengajukan proposalnya.        

"benar setelah dihentikan beroperasi kebun PDKS, ribuan ton TBS membusuk, buah kelapa sawit itu, sangat disukai hama babi dan binatang liar lainnya. Yang saya khawatirkan bila terlalu lama dipanen, kelapa sawit yang sedang berbuah akan mati", kata Ir Ibnu Abas, Ketua Koordinir Kebun Sawit PDKS, yang ditemui, Aceh News Selasa, (18/09/2012). 

Upaya yang sedang dilakukan, menurut Ibnu Abas, sedang melakukan penggandengan pihak ketiga, untuk menampung dan mengelola buah kelapa sawit, sebelum permanennya pihak swasta, yang berminat untuk mengelola kebun sawit PDKS, secara utuh.

"antisipasi saat ini yang kita perlukan, menggandeng pihak lain, untuk menampung buah kelapa sawit kita, bayangkan saja sejak dihentikan beroperasi, hingga saat ini ribuan ton TBS yang membusuk", tegasnya, seraya menjelaskan ada beberapa peminat yang menawarkan untuk membeli TBS kelapa sawit, namun belum ada kesimpulan.

Ibnu Abas, mengaku, dari dua areal kebun PDKS, dikawasan Kecamatan Teupah Selatan dan Teluk Dalam, sebanyak 400.000 batang kelapa sawit, masih bagus dan produktif. berdasarkan data yang diterima Ibnu Abas, untuk satu kali pengiriman TBS kelapa sawit, keluar daerah sebanyak 70 ton, dalam satu minggu lima kali pengiriman, berdasarkan jadwal kapal feri antar pulau, Simeulue, Labuhan Haji dan Singkil.

"kalau dihitung-hitung lebih dari seribu ton yang membusuk TBS dan kerugian setiap bulannya ditaksir Rp 190 sampai 200 juta", tandas Ibnu Abas.

Penghentian mendadak beroperasi kebun PDKS dengan luas areal 5000 hektar tersebut. Dan menyebabkan ribuan ton TBS membusuk tidak dapat dijual, yang dikeluhkan dan dikendalikan oleh Pemkab Simeulue, dinilai keputusan yang tegesa-gesa dan telah merugikan daerah.

"keputusan yang tergesa-gesa, dan efeknya saat ini ribuan ton buah kelapa sawit membusuk disana, seharusnya sebelum dihentikan, upayakan dulu penampung buahnya", Kata Rizal, Warga Desa Air Dingim, Sinabang, Kecamatan Simeulue Timur. (E Sabara).
Share this article :
 
Support : Redaksi | Iklan | Copyright © 2011. Aceh News - All Rights Reserved
Modify by Arifa