Jakarta - Boleh percaya atau tidak. PresidenSusilo
Bambang Yudhoyono (SBY) dikatakan menjadi pemenang dalam Pilpres
sebanyak dua kali karena kecurangan sistem Informasi Teknologi (IT)
yang dikendalikan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Adalah Ir.S Indro Tjahjono yang mengungkapkan informasi
mengejutkan tersebut.
Ia mengaku ikut terlibat dalam kecurangan oleh sistem Informasi Teknologi (IT) yang sistemnya dikendalikan oleh KPU.
Ia mengaku ikut terlibat dalam kecurangan oleh sistem Informasi Teknologi (IT) yang sistemnya dikendalikan oleh KPU.
Indro mengatakan, sistem kecurangan IT dulu
terjadi di zaman Orde Baru dan kini kembali terjadi di era pemerintahan Kabinet
Indonesia Bersatu di bawah kepemimpinan SBY.
“Pemilu sekarang tidak berbeda dangan pemilu di ORBA. Ada biaya
rekayasa besar yang dipersiapkan untuk menset-up sistem entry dan rekap data
komputer yang hasilnya akan memenangkan SBY,” terang mantan aktivis 78 di Rumah
Perubahan Jl Gajah Mada Jakarta, Selasa lalu (03/07/2012).
Terang Indro, modus ini merupakan bagian dari sistem National
Democratic Institute (NDI) yang dipakai untuk kemenangan pemilu di Amerika
Serikat, dengan menggunakan lembaga-lembaga pemantau pemilu yang sebenarnya
ditugaskan untuk memantau jalannya sistem yang dipakai dalam pelaksanaan
pemilu.
Lanjutnya dia menceritakan ketika KPU terang-terangan menawarkan
terhadap dirinya penjualan suara. Dan menurutnya ini bisa jadi panduan
bagaimana memenangkan suara dan DPT.
Dia mengharapkan perlu dilakukan revolusi dan buat aturan KPU
yang baru.“KPU melakukan riset terlebih dulu sebelum melakukan rekayasa.
Formulir C-1 sangat menentukan kemenangan pemilu,” pungkasnya. (aligarut)