Banda
Aceh – Sebanyak 300
ibu-ibu dari 10 kelompok majelis taklim dan PKK Kota Banda Aceh mengikuti
ceremony khatam Al-Qur’an yang di gelar Pemko Banda Aceh di Aula Pemko Banda
Aceh, Kamis (02/08/2012).
Dalam sambutannya pada
saat membuka acara, Wakil Walikota Banda Aceh Hj. Illiza Sa’aduddin Djamal,SE
mengatakan kegiatan khatam Al-Qur’an yang diselenggarakan tersebut diadakan
dalam rangka menyambut peringatan Nuzulul Qur’an 1433 H.
Lebih lanjut
Illiza mengatakan program khatam Al-Qur’an tersebut sebenarnya sudah
menjadi darah daging dan budaya masyarakat Aceh terutama kaum ibu yang biasa
membaca Al-Qur’an pada siang hari ataupun usai melaksanakan shalat shubuh.
“Apa yang kita lakukan
hari ini merupakan upaya untuk mengkristalkan kembali budaya khatam Al-Qur’an
yang sudah mulai pudar di masyarakat”, ujar llliza.
Illiza juga berharap
agar Al-Qur’an dapat menjadi solusi utama umat muslim dalam menyelesaikan
segala persoalan dan permasalahan hidup. Lebih lanjut Illiza menegaskan dalam
mewujudkan masyarakat yang maju dan mulia, paling tidak ada tiga hal yang harus
dibangun di bulan yang mulia ini yaitu yang pertama, meningkatkan keimanan sebagai
dasar hidup yang sangat penting. Dengan iman inilah manusia selalu mendapat
bimbingan Dari Tuhannya, terang Illiza.
Yang kedua, keshalehan pribadi, yaitu meningkatnya
amaliah untuk diri sendiri seperti membaca Al-qur’an, puasa, zikir
dan sebagainya. Amaliah pribadi ini untuk meningkatkan kualitas diri. Keshalehan
itu merupakan buah dari pemahaman kita terhadap Al-qur’an, ungkapnya. Dan yang Ketiga menurut Illiza adalah keshalehan
sosial, yaitu
membangun kepedulian sosial. Membantu orang lain yang mengalami kesulitan
hidup. Menurut Illiza Keshalehan
sosial akan muncul bila kita benar-benar menjadikan al-quran sebagai dasar
tatanan kehidupan sosial.
Sementara Kadis Syari’at
Islam Kota Banda Aceh Drs. Said Yulizal M.Si dalam laporannya mengatakan
kegiatan Khatam Al-Qur’an merupakan kegiatan perdana yang dilakukan pemko Banda
Aceh. Ia menjelaskan tujuan khatam A-Qur’an dengan melibatkan kaum ibu
dikarenakan kaum ibu merupakan agent of change pembentukan moral seorang anak.
"Baik buruknya
akhlak seorang anak sangat ditentukan oleh kualitas ibunya, dan secara emosional
kedekatan seorang ibu dan anak jauh lebih dalam", terangnya.
Dikatakannya dengan
membaca Al-Qur’an secara bersama-sama diyakini akan menambah kenikmatan dalam
membaca Al-Qur’an, karena jika seorang salah dalam membaca Al-Qur’an maka
temannya memperbaikinya. Said berharap aplikasi Al-Qur’an itu benar-benar
dijalankan dalam kehidupan sehari-hari yang diawali dengan membaca,
memahami dan mengamalkannya. (Mahdi Andela)