- Seminar Gerakan Sosial Lokal
PONTIANAK, Aceh News - Indonesia
merdeka karena pergerakan anak bangsa yang menginginkan kebebasan dari
penjajah. Perekonomian kian meningkat karena suatu pergerakan ekonomi yang kiat
pesat. Pun demikian pula dengan lengsernya rezim Soeharto, runtuh karena suatu
pergerakan.
B
egitu dengan maraknya berbagai persoalan di tanah pertiwi ini. Mulai dari soal
agraria, lahan hutan, belum dikabulkannya pembangunan gedung KPK. Juga
menimbulkan suatu pergerakan sosial.
Demikian disampaikan oleh Prof. Dr. Irwan Abdullah pada seminar gerakan sosial
lokal yang dilaksanakan oleh Pascasarjana STAIN Pontianak di gedung teater
STAIN Pontianak, Senin (09/07/2012) sore kemarin.
Persoalan pergerakan yang kerap muncul belakangan, baik melalui aksi turun ke jalan,
tawuran, tulisan di dinding-dinding bermacam jenis. Itu ditimbulkan oleh
kegelisahan masyarakat akan sebuah permasalah. Pergerakan tersebut menjadi
symbol dari kegelisahan.
“Pergerakan sosial tidak akan terjadi jika tidak ada kegelisahan di tengah masyarakat,”
ungkap Irwan Abdullah.
Persoalan-persoalan di Indonesia yang pernah terjadi, baik soal pendidikan,
politik, ekonomi, dan agama terus akan memunculkan pergerakan sosial bila tidak
terakomidir dengan cepat. Dengan pemberian penjelasan yang nyata serta
penyelesaian yang cepat.Irwan menilai gerakan sosial dimulai ketika pendidikan telah meng-global.
Irwan menambahkan, pergerkana sosial dimulai dengan kuatnya keinginan Soekarno
yang masa itu menjadi pelajar di sekolah kedokteran Belanda pada masa penjajahan.
Pergerakan pertama itu dimulai untuk sebuah negeri yang bebas dengan
pertimbangan dan kerjasama yang nyata.
Pembaharuan menjadi bagian modal mewujudkan suatu pergerakan. Begitu juga
dengan pergerakan yang muncul di Aceh. Hasan Tjiro memulai pergerakannya
setelah ia menyelesaikan pendidikan di UIN Yogyakarta. Yang kemudian
dilanjutkan oleh Zainudin Abdullah. Smeua itu dimulai dengan pendidikan dan
pembaharuan intelektual.
Nara sumber lainnya, Dr. Anis Farida kemarin lebih berbicara pada pergerakan
ekonomi yang mencontohkan bagaimana pergerakan perempuan di sebuah desa di
Kabupaten Kediri. Pasalnya, ekonomi yang hanya mengandalkan pertanian padi dan
sayur di daerah tersebut menuntut sebuah kesejahteraan untuk hidup. Yang
akhirnya, pergerakan perempuan tersebut mewujudkan sebuah pemimpin perempuan di
desa tersebut. Yang kini menjadi sebuah desa yang maju.
Seminar yang menghadirkan tiga narasumber yang terdiri dari Prof. Dr. Irwan
Abdullah (UGM Yogyakarta), Dr. Anis Farida (IAIN Sunan Ampel Surabaya), dan Dr.
Priyo Handoko (IAIN Sunan Ampel Surabaya) dipandu oleh moderator dosen STAIN
Pontianak, Zainudin, MA. Seminar yang sempat tertunda dua jam karena keterlambatan kedatangan nara
sumber kemarin ramai diikuti oleh peserta. Meski molor dan baru mulai jam tiga
sore dari jadwal semula jam satu siang, seminar kemarin berjalan dengan penuh
wawasan tinggi.
Ketua Pascasarjana STAIN Pontianak, Dr. Haitami Salim kepada wartawan kemarin
menuturkan seminar gerakan sosial dimaksudkan dapat memotret secara regional
gerakan yang dilakukan baik secara agama, ekonomi, politik, dan lainnya.
Pergerakan yang terjadi di Indonesia memiliki sebuah cirri khas yang berbeda
antarkelompok dan lapisan. Haitami Salim mencontohkan sebuah pergerakan di
Jakarta dengan Pontianak. Punya perbedaan yang mencolok. Contoh lain gerakan
sosial masyarakat yang punya kedekatan dengan sebuah instansi akan berbeda
dengan gerakan yang mendukung anti korupsi. (Ubay KPI)