Headlines News :
Home » » Dua Oknum Penganiaya Wartawan Mengaku dari Mantan Kombatan GAM

Dua Oknum Penganiaya Wartawan Mengaku dari Mantan Kombatan GAM

Written By ichsan on Jumat, 10 Februari 2012 | 15.33


ACEH UTARA, Aceh News - Dua oknum pelaku penganiayaan terhadap Basri (34), wartawan media nasional di Tabloid Radar Nusantara, dua pelaku itu mengaku dirinya dari mantan perjuangan Aceh. Aksi penganiayaan terhadap wartawan itu terjadi pada selasa yang lalu, Tanggal 07 Februari, ketika menjelang Hari peringatan Pers Nasional (HPN).



Dua lelaki yang menggagahkan diri mengaku dari mantan Perjuangan itu juga berprofesi sebagai kontraktor, kemungkinan besar mereka merasa diganggu tentang keberadaan proyek peningkatan jalan di desa Keude Geurubak, Kecamatan Banda Alam, Aceh Timur, Akibatnya mereka menghukum wartawan secara biadab dikantor Mapolsek Banda Alam.


Basri langsung dihukum rimba oleh dua lelaki itu secara membabi buta. Parahnya, Kapolsek dan anggotanya hanya menyaksikan saja tanpa meleraikan tangannya untuk membela korban yang remuk dipukuli. Salah satu pelaku diketahui bernama Sulaiman, rekana proyek peningkatan jalan di Gampong Keude Geurubak, kecamatan Setempat yang kerap hari dikeluhkan warga.

Menurut Basri, ia dipukuli oleh dua lelaki itu di hadapan Kapolsek dan anggotanya namun polisi hanya diam dan terus membiarkan mereka memukulinya hingga remuk, "Saya sangat menyesalkan polisi itu hanya menonton saja sedangkan saya hampir mati dipukuli, tidak ada upaya pembelaan dari polisi, untung disini bagaimana kalau ditempat lain, saya pikri disini kalau terjadi apa-apa kan ada keamanan" Tegas basri.

Setelah mukanya remuk dihajar, polisi baru mencoba meleraikan tangan ketika korban telah jatuh dari tempat duduknya.

Sebelumnya Basri yang berniat mendatangi mapolsek guna menolong orang kampungnya membuat akte tanah yang telah hilang, ketika ia tiba dipolsek ternyata masih banyak tamu diruangan kapolsek. Sambil menunggu, basri beristirahat disebuah warung kopi dekat mapolsek, sembari minum kopi tiba-tiba ia mendengar keluhan warga terhadap jalan yang rusak dan berdebu akibat pekerjaan proyek yang terlihat amburadur dan mengganggu warga. "Ketika saya mendengar keluhan warga saya langsung menelpon Kadis PU untuk memintai kejelasan"  Kata Basri.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Aceh Timur, Yusuf Adam, Ketika dihubungi basri menjelaskan, terkait kondisi disepanjang jalan itu akan segera di aspal.


Setelah itu, basri menggabarkan kepada warga yang sedang nongkrong diwarung kopi tersebut tentang kondisi jalan seperti tanggapan yang dikatakan yusuf. Selang beberapa menit, ia mendapat telepon dari salah seorang yang mengaku bernama sulaiman juga mengaku dirinya adalah kontraktor proyek peningkatan jalan itu, "Dimana kamu? Beraninya kamu campuri urusan proyek saya" ucap sulaiman yang ditiru oleh basri.


Karena ia menolak untuk tidak menemuinya, selang beberapa saat dua lelaki mengendarai mobil mewah tiba ditempat ia nongkrong bersama warga. Kedua lelaki itu mengajak basri naik mobil pergi ketempat lain, "Kalau ku bunuh disini nanti kamu malu" sebut mereka.


Karena basri merasa bila terjadi apa-apa ia tetap menolak, "Saya katakan kalau mau bicara disini aja, tapi mereka tidak mau karena disini banyak warga, lalu mengajak saya kepolsek" kata basri. Akhirnya, dua lelaki itu mengajak basri ke mapolsek, karena dimapolsek dikira aman makan basri terpaksa ikut namun menggunakan motornya sendiri. Singkat cerita, tiba di mapolsek, sulaiman yang dibantu oleh temannya dan langsung menghajar basri hingga remuk, "Jangan macam-macam kau, apa urusan kau menelpon yusuf adam, beraninya kau lawan orang perjuangan dirimba" kata sulaiman yang ditiru oleh basri.



Ketika basri mencoba menjelaskan bahwa dirinya menelpon yusuf hanya untuk memintai keterangan tentang kondisi jalan yang dikeluhkan warga, namun pelaku tetap mengabaikan penjelasan malah terus memukulnya hingga jatuh.


Anehnya polisi setempat hanya menonton aksi kriminal yang dilakukan dua lelaki itu, "Sangat saya sesalkan, tak ada artinya polisi ketika saya dihajar tidak ada upaya pertolongan mereka" sebut basri.

Lebih parahnya lagi usai pemukulan, polisi tidak menahan kedua tersangka itu malah membiarkan kedua lelaki itu pergi meninggalkan mapolsek begitu saja. Dengan terpaksa basri keluar dari mapolsek untuk melaporkan kejadian yang menimpanya pada Polres Aceh Timur, dan kemudian mengambil visum di RSUD Idi Rayeuk. ia mengaku sangat kesal dengan keamanan mapolsek Bandar Alam. 

Dalam kejadian itu, basri mengalami luka memar di mukanya, dibagian telinga kanannya luka dan nyeri-nyeri. Hingga saat ini ia masih mendiami dirumah karena trauma atas kejadian yang menimpanya telah berulang kali, "Kalau polisi tidak menyelesaikan perkara ini secara hukum yang berlaku, lebih baik saya pasrah. Berarti setingkat itu lah hukum di negeri kita" ujar basri. 

Kapolres Aceh timur yang baru dilantik, AKBP Iwan Eka Putra, Ketika dihubungi Aceh News, kamis (09/02/2012) via handphone seluler ia menyebutkan, tidak mengetahui tentang kejadian ini, "Saya lagi sibuk, belum tau saya, nanti ditelpon lagi" jawabnya. (Jamal)

Balas ke:

Share this article :
 
Support : Redaksi | Iklan | Copyright © 2011. Aceh News - All Rights Reserved
Modify by Arifa