ACEH UTARA, Aceh News - Dua oknum pelaku
penganiayaan terhadap Basri (34), wartawan media nasional di Tabloid Radar
Nusantara, dua pelaku itu mengaku dirinya dari mantan perjuangan Aceh. Aksi
penganiayaan terhadap wartawan itu terjadi pada selasa yang lalu, Tanggal 07
Februari, ketika menjelang Hari peringatan Pers Nasional (HPN).
Dua
lelaki yang menggagahkan diri mengaku dari mantan Perjuangan itu juga berprofesi
sebagai kontraktor, kemungkinan besar mereka merasa diganggu tentang keberadaan
proyek peningkatan jalan di desa Keude Geurubak, Kecamatan Banda Alam, Aceh
Timur, Akibatnya mereka menghukum wartawan secara biadab dikantor Mapolsek
Banda Alam.
Basri langsung dihukum rimba oleh dua lelaki itu secara membabi buta. Parahnya,
Kapolsek dan anggotanya hanya menyaksikan saja tanpa meleraikan tangannya untuk
membela korban yang remuk dipukuli. Salah satu pelaku diketahui bernama
Sulaiman, rekana proyek peningkatan jalan di Gampong Keude Geurubak, kecamatan
Setempat yang kerap hari dikeluhkan warga.
Menurut Basri, ia dipukuli oleh dua lelaki itu di hadapan Kapolsek dan
anggotanya namun polisi hanya diam dan terus membiarkan mereka memukulinya
hingga remuk, "Saya sangat menyesalkan polisi itu hanya menonton saja
sedangkan saya hampir mati dipukuli, tidak ada upaya pembelaan dari polisi,
untung disini bagaimana kalau ditempat lain, saya pikri disini kalau terjadi
apa-apa kan ada keamanan" Tegas basri.
Setelah mukanya remuk dihajar, polisi baru mencoba meleraikan tangan ketika
korban telah jatuh dari tempat duduknya.
Sebelumnya Basri yang berniat mendatangi mapolsek guna menolong orang
kampungnya membuat akte tanah yang telah hilang, ketika ia tiba dipolsek ternyata
masih banyak tamu diruangan kapolsek. Sambil menunggu, basri beristirahat
disebuah warung kopi dekat mapolsek, sembari minum kopi tiba-tiba ia mendengar
keluhan warga terhadap jalan yang rusak dan berdebu akibat pekerjaan proyek
yang terlihat amburadur dan mengganggu warga. "Ketika saya mendengar
keluhan warga saya langsung menelpon Kadis PU untuk memintai
kejelasan" Kata Basri.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Aceh Timur, Yusuf Adam, Ketika dihubungi basri
menjelaskan, terkait kondisi disepanjang jalan itu akan segera di aspal.
Setelah
itu, basri menggabarkan kepada warga yang sedang nongkrong diwarung kopi
tersebut tentang kondisi jalan seperti tanggapan yang dikatakan yusuf.
Selang beberapa menit, ia mendapat telepon dari salah seorang yang mengaku
bernama sulaiman juga mengaku dirinya adalah kontraktor proyek peningkatan
jalan itu, "Dimana kamu? Beraninya kamu campuri urusan proyek saya"
ucap sulaiman yang ditiru oleh basri.
Karena
ia menolak untuk tidak menemuinya, selang beberapa saat dua lelaki mengendarai
mobil mewah tiba ditempat ia nongkrong bersama warga. Kedua lelaki itu mengajak
basri naik mobil pergi ketempat lain, "Kalau ku bunuh disini nanti kamu
malu" sebut mereka.
Karena
basri merasa bila terjadi apa-apa ia tetap menolak, "Saya katakan kalau mau
bicara disini aja, tapi mereka tidak mau karena disini banyak warga, lalu
mengajak saya kepolsek" kata basri. Akhirnya, dua lelaki itu mengajak basri ke mapolsek, karena dimapolsek dikira
aman makan basri terpaksa ikut namun menggunakan motornya sendiri. Singkat cerita, tiba di mapolsek, sulaiman yang dibantu oleh temannya dan
langsung menghajar basri hingga remuk, "Jangan macam-macam kau, apa urusan
kau menelpon yusuf adam, beraninya kau lawan orang perjuangan dirimba"
kata sulaiman yang ditiru oleh basri.
Ketika
basri mencoba menjelaskan bahwa dirinya menelpon yusuf hanya untuk memintai
keterangan tentang kondisi jalan yang dikeluhkan warga, namun pelaku tetap
mengabaikan penjelasan malah terus memukulnya hingga jatuh.
Anehnya polisi setempat hanya menonton aksi kriminal yang dilakukan dua lelaki
itu, "Sangat saya sesalkan, tak ada artinya polisi ketika saya dihajar
tidak ada upaya pertolongan mereka" sebut basri.
Lebih parahnya lagi usai pemukulan, polisi tidak menahan kedua tersangka itu
malah membiarkan kedua lelaki itu pergi meninggalkan mapolsek begitu saja.
Dengan terpaksa basri keluar dari mapolsek untuk melaporkan kejadian yang
menimpanya pada Polres Aceh Timur, dan kemudian mengambil visum di RSUD Idi
Rayeuk. ia mengaku sangat kesal dengan keamanan mapolsek Bandar Alam.
Dalam kejadian itu, basri mengalami luka memar di mukanya, dibagian telinga
kanannya luka dan nyeri-nyeri. Hingga saat ini ia masih mendiami dirumah karena
trauma atas kejadian yang menimpanya telah berulang kali, "Kalau polisi
tidak menyelesaikan perkara ini secara hukum yang berlaku, lebih baik saya
pasrah. Berarti setingkat itu lah hukum di negeri kita" ujar basri.
Kapolres Aceh timur yang baru dilantik, AKBP Iwan Eka Putra, Ketika dihubungi Aceh News, kamis (09/02/2012) via handphone seluler ia menyebutkan, tidak
mengetahui tentang kejadian ini, "Saya lagi sibuk, belum tau saya, nanti
ditelpon lagi" jawabnya. (Jamal)