Headlines News :
Home » , » PWI Aceh Minta Semua Pihak Menghargai Profesi Wartawan

PWI Aceh Minta Semua Pihak Menghargai Profesi Wartawan

Written By ichsan on Jumat, 10 Februari 2012 | 14.55


Banda Aceh, Aceh News - Pihak Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Aceh meminta semua pihak untuk menghargai profesi wartawan. Bila terjadi kekeliruan dalam pemberitaan, di minta untuk menggunakan jalur-jalur seperti di atur dalam undang-undang pokok pers, bukan dengan bertindak kasar apalagi membunuh.

"Kepada pihak yang merasa dirugikan dengan pemberitaan maka gunakan cara-cara seperti hak jawab, karena hal tersebut telah diatur dalam UU Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers, jangan main kasar ala premanisme apalagi membunuh," pinta HT.Anwar Ibrahim, wakil ketua PWI Aceh bidang organisasi, Kamis (09/02/2012) usai acara donor darah, di sekretariat PWI Aceh.

Permintaan tersebut bukan tanpa alasan, di umur pers Indonesia yang memasuki usia renta yakni 66 tahun, masih ditemukan wartawan yang mati sia-sia karena karya tulisnya, karena tugasnya. Padahal semua pihak setuju, pers Indonesia harus merdeka tanpa intervensi dari pihak manapun.”Kita sangat menyesali, kejadian-kejadian seperti ini masih kita alami, lebih-lebih di detik-detik menjelang peringatan Hari pers Nasional yang ke 66,” sesal wartawan Medan bisnis tersebut.

Seperti kita ketahui, rangkaian kekerasan terhadap kuli tinta di Aceh  tak mengenal waktu dan tempat. Misalnya di Aceh Tenggara, Minggu lalu pada Tanggal 05Februari 2012 dini hari, seorang wartawan bernama Darma S, ditemukan telah menjadi mayat. Pihak kelurga meyakini, korban meninggal karena di duga di bunuh.

Darma S selama ini diketahui bekerja di Koran Monitor terbitan Medan, Sumatera Utara.  Selanjutnya, bertepatan dengan puncak peringatan HPN ke 66, seorang wartawan di Aceh Timur terpaksa harus ”menikmati” bogem mentah pengusaha konstruksi. Kejadian yang berlangsung di Mapolsek Banda Alam itu, sang wartawan Radar Nusantara Jakarta bernama Basri, ”berhasil” dikeroyok oleh kontraktor di depan aparat penegak hukum, pak Polisi. Penyebabnya, kontraktor kecewa kepada  wartawan karena menindak lanjut keluhan masyarakat terkait jalan yang dibiarkan berdebu oleh pemborong itu. ”Apapun cerita, PWI tidak terima perlakuan keji seperti itu, premanisme terhadap wartawan harus dihentikan,” pinta pria yang akrap di panggil pak haji itu.

Selanjutnya dia pun berharap kepada rekan-rekan wartawan agar terus menimba ilmu dan pengetahuan.”Kami harapkan agar kawan-kawan terus meningkatkan SDM. PWI sendiri akan membekali kawan-kawan dengan pendidikan. Semoga dengan bekal itu, kita kembali dihargai,” pintanya. Jurnalis senior dan juga PNS itu pun mengingatkan para wartawan yang tak berkemampuan untuk introspeksi diri. ”Kepada rekan-rekan, kalau kira-kira tak mampu menjadi wartawan, sebaiknya segera mengundurkan diri, jangan paksakan,” sarannya lagi.(TM)


Share this article :
 
Support : Redaksi | Iklan | Copyright © 2011. Aceh News - All Rights Reserved
Modify by Arifa