Headlines News :

Berita Terbaru

Tampilkan postingan dengan label ABarat. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ABarat. Tampilkan semua postingan

PAS: Inginkan Pilkada Damai di Aceh Selatan

Written By ichsan on Minggu, 30 September 2012 | 21.36

BANDA ACEH, Aceh News - Pemuda Aceh Selatan (PAS) mengharapkan Pemilukada  di aceh selatan dapat berjalan damai, jujur, adil, bebas dan rahasia serta  tidak ada intimidasi, hal tersebut dikatakan Aidil mashendra sebagai Sekretaris bidang organisasi dan kelembagaan, Minggu (30/09/2012), di Banda Aceh.

Selain itu aidil juga mengatakan Pemuda Aceh Selatan (PAS) secara lembaga tidak akan memihak pada pasangan mana pun dan PAS tetap bersikap independen serta terus berupaya agar Pilkada di Aceh selatan berjalan lancar, namun jika ada pengurus PAS yang mendukung salah satu calon nanti nya, itu merupakan sikap pribadi yang bersangkutan tegas nya yang di dampingi oleh ketua PAS Musmulyadi, MN dan Sekretaris Umum Jasmar serta beberapa pengurus harian lainnya

Tidak hanya itu, PAS secara lembaga juga akan terus mendukung semua upaya penyelenggara pemilukada aceh selatan dan bersedia membantu keberlangsungan Pemilukada damai serta menghimbau  kepada para kandidat untuk bersaing secara fair, dan kepada masyarakat juga diharapkan dapat memilih pemimpin daerah sesuai hati nurani tanpa terpengaruh dengan ajakan dan imbalan apapun.

Kepada penyelenggara Pemilukada, PAS meminta agar bersikap netral serta dapat menjalankan semua proses dan tahapan pemilukada dengan baik dan jujur. (*)

Pesona Alam Beutong

Written By ichsan on Senin, 04 Juni 2012 | 19.14


 

Gunung itu menjulang tinggi ke anggkasa, hijau dedaunan pohon menari–nari di atas puncaknya seakan menyapu langit langit biru.

Serta aliran sungai di bawahnya meliuk–liuk bagaikan se ekor ular yang menjalar menyulusuri hamparan padang luas,  Air bersih nan bening yang mengalir diantara celah bukit hutan yang dianugerahi surat keramat sebagai hutan lindung itu,  memberi kesejukan bagi mereka yang bersentuhan dengan air di tempat tersebut, itulah pesona krung isep
Sugai yang membelah Gampong Pante Ara tersebut berada di wilayah Barat Aceh, kurang lebih 15 kilometer jarak tempuh dari Suka Makmur Ibukota Kabupaten Nagan Raya dan 10 KM dari Kota Jeuram.

Hampir setiap hari tempat tersebut di penuhi wisatawan lokal maupun wisatawan luar, aliran sugai yang masih perawan itu mengalir tepat dibawah jembatan yang menghubungkan antara Keude Ule jalan dengan pemukiman beutong ateh, dibawah jembatan itulah orang–orang berteduh dari sengatan mata hari, memanjakan diri dengan alam.

Disamping itu rangkang–rangkang berbahan kayu dan beratapkan daun rumbia berjejeran di sepanjang aliran sugai tersebut, menjadi salah satu pilihan sebagai tempat singgasana peristirahatan setelah bermanja senda dengan kesejukan air.

Dari rangkang–rangkang itu pula henbusan aroma kopi robusta menyebar keseluruh lubang hidung seakan aroma itu mencokok  pengunjung untuk menikmati air pekat hitam yang telah bercampur ampas kopi, menghangatkan badan setelah bermandian.

Sore itu matahari sudah mulai melangkah pelan menunju pintu peraduan walau cahaya sedikit terhalang awan, namun masih tampak indah di seberang laut barat sana, beberapa pria bergegas meng starter kereta Yamaha Mio menaiki bukit singgah mata, setelah meneguk kopi sedukan kak Rohana minggu, (27/05/2012).

Hanyak menaiki tajakan lebih kurang satu kilo meter kita sudah mengapai Jambo Bengkuang yaitu puncak gunung singgah mata, bangunan tersebut terletak berada di antara pemukiman Ule Jalan dengan pemukiman Beutong Ateh.

Bangunan yang berukuran 4x4 berbahan kayu dan semen yang beratapkan seng itu merupakan tempat peristirahantan bagi warga yang melewati daerah tersebut.

Bangunan yang sudah tertata rapi serta corak dindinng yang  di poles cat biru muda itu sebagai tempat persinggahan sementara untuk memanjakan mata, bagi mereka yang sedang melakukan perjalan ke Takengon maupun sebaliknya, di tempat itu tidak sulit mendapatkan permandangan alam hijau Kebupaten Nagan Raya yang membentang luas dari bujur barat sampai bujur selatan.

Pesona singasana singgahmata yang menyebar keindahan alam di tambah dua sejoli aliran sungai besar yang berkelok – kelok menyulusuri bentangan persawahan hijau menjulur jauh sampai ke tepi laut kuala tuhan, yang memberi kenangan tersendiri bagi mereka penikmat wisata alam.

Dari kejauhan terlihat Kebun sawit yang hijau jauh membentang di sepanjang wilayah pesisir laut samudra hindia, di tengah–tengah itupula mengepul asap tebal pabrik kelapa sawit soffindo menjulur ke anggkasa bagaikan kapal uap dalam  lautan yang sedang mengarungi samudra.

Kerumunan awan–awan kecil menjilat–jilat pucuk hutan perawan meranti, dari beranda jambo bengkuang di puncak singgah mata hamparan kemuning padi terlihat di bukit cout jawi serta bangunan pusat kota meulaboh berdiri kukuh di kejauhan menadah langit seakan menunjuk akhir segala alir, yang tak henti menyimpan gairah bagi pancaran mata.

Tapi sangat disayangakan, jalan menuju kesana sering menjadi amukan longsor, terkikis air saat musim hujan tiba, akibat banyak nya lubang serta berbatuan mehambat para pengguna jalan itu, jalan urat nadi yang menghubungkan antara Kabupaten Nagan Raya Dan Aceh Tengah Itu seakan luput dari penglihatan pemerintah setempat.

Padahal tempat tersebut berpotensi besar bagi sektor pariwisata serta meninggkatkan perekonomian warga dengan memasokkan sayur-sayuran dari kota takengon.

Malam di ambang petang lembayung mulai memun cratkan warna ke emasan keseluruh penjuru angkasa tamparan lembut hawa dingin mulai terasa, sebentar lagi mata hari lenyap di telan bumi. Kami pun turun di keleluasan senja mengakhiri cerita di jambo bengkuang.

                                            
                                            Oleh: T.Hendra Keumala Alamsyah

PMI Cabang Aceh Tenggara Fakum

Written By ichsan on Minggu, 29 Januari 2012 | 00.45


KUTACANE, Aceh News - Organisasi Palang Merah Indonesia (PMI) Cabang Aceh Tenggara sepi dari kegiatan alias fakum, bahkan disaat sebagian desa diBumi Sepakat Segenep dilanda banjir akibat luapan Sungai Kali Bulan dan Lawe Kisam beberapa waktu lalu yang menggenangi puluhan rumah disejumlah desa tepatnya diKecamatan Lawe Sumur, Lawe Bulan dan Bambel baru-baru ini tak terlihat adanya aktivitas organisasi kemanusiaan ini, dengan kata lain PMI setempat terkesan tutup mata dengan bencana yang dialami masyarakat disejumlah desa tersebut.
            
Ketua PMI Cabang Aceh Tenggara, Zainudin S.KM saat dikonfirmasi wartawan baru-baru ini mengaku pihaknya kesulitan untuk melakukan kegiatan kemanusian seperti misi dan visi PMI sesungguhnya, hal ini diakui Zainudin akibat tidak adanya ketersediaan dana.
            
Bahkan diakui bahwa pihaknya pernah mengajukan bantuan dana kepada pemerintah daerah setempat, dan sempat dialokasikan sekitar Rp100 juta, namun ironis dana yang telah dialokasikan tersebut hinga berita ini diturunkan belum juga terealisasi. Dengan kata lain, pengalokasian dana tersebut hanya isapan jempol belaka, “Dana dari pemda saja tak terealisasi, bagaimana kita mau melakukan kegiatan dilapangan,”kata Zainudin.
           
Bahkan diakui Ketua PMI Cabang Aceh Tenggara ini bahwa dalam pengelolaan sarana seperti sejumlah truk dan eksavator (beko) yang ada kerap disewakan kepada pihak swasat maupun piihak-pihak lain yang membutuhkan.

“Tetapi dari pendapatan penyewaan sarana ini kita tetap bagi hasil dengan pihak PMI Banda propinsi, namun penyewaan sarana ini juga rugi, sekarang beko yang ada juga telah rusak, bahkan sekarang kita masih punya utang Rp20 juta kepada pendistributor onderdil alat berat,” tambah Zainudiin.

Sementara itu berdasarkan pantauan wartawan Aceh news bahwa kondisi Kantor PMI Cabang Aceh Tenggara yang berada di Desa Salang Alas Kecamatan Babussalam sejak setahun terakhir sepi, bahkan pintu kantor juga kerap terlihat terkunci. Sedangkan disekitar areal kantor kini dimanfaatkan warga sekitar sebagai lahan perkebunan jagung, bukan hanya itu, gerombolan hewan ternak jenis kambing dan kuda kerap mangkal diteras kantor PMI tersebut. (Ali Amran)

7 Tahun Menghilang, Akhirnya Dia Kembali

Written By Aceh News on Jumat, 23 Desember 2011 | 21.56

Meulaboh-AcehNews, 7 tahun sudah berlalu pasca Gempa Dan tsunami aceh, ternyata masih banyak menyisakan cerita. Salah Satunya Wati, Gadis belia berusia 15 tahun kembali bersama keluarganya di Meulaboh. Anak Kecil usia 8 tahun pada 7 tahun yang silam di anggap oleh keluarganya sudah tiada karena bencana Tsunami yang melanda aceh. 

Saat tsunami menerjang 26 Desember 2004 lalu, Wati masih berumur 8 tahun. Yusniar, sang ibu, panik saat gelombang tsunami melanda desa mereka di Ujong Baroh. Yusniar berhasil merangkul ketiga anaknya, termasuk Wati, dan segera menyelamatkan diri ke daerah yang lebih tinggi. Tapi, entah bagaimana Wati terlepas. Yusniar pun pasrah menerima kenyataan sang anak hilang terbawa arus tsunami.

Hingga Rabu, 21 Desember lalu. Wati yang sudah menginjak remaja dengan kulit sedikit gelap muncul kembali di kampung halamannya, tepat tujuh tahun setelah menghilang tanpa ada kabar sedikit pun.

Gadis berambut cepak itu awalnya tiba di Terminal Bus Meulaboh dari Kota Banda Aceh. Wati lalu duduk termenung di warung kopi Simpang Pelor. Saat itulah, warga setempat, yang mengira gadis berjilbab biru tersebut peminta-minta, menanyakan asal usulnya. Namun Wati terdiam. Tak lama kemudian, Wati hanya menyebutkan nama kakeknya yang tinggal di Kota Meulaboh.

Seorang kenalan keluarga Wati membawanya ke rumah kakek Wati, Ibrahim. Kemudian saya langsung memanggil kedua orang tuanya yang selamat waktu tsunami dulu," ujar Ibrahim. Orang tua Wati, Yusniar, 35 tahun, dan M. Yunus, 43 tahun, memastikan Wati adalah anak mereka. Sebab, Wati memiliki tahi lalat dan bekas luka, saat berusia enam tahun, di atas kelopak matanya.

"Ini benar anak saya. Saat saya tanya, dia punya kakak bernama Yuli dan seorang adik saat ia dulu berusia 7 tahun. Kakaknya dulu selamat, namun dia hilang dibawa gelombang tsunami," ujar Yusniar di rumah orang tuanya.

"Saya bukan tidak mencari anak saya dari dulu, tapi saya tidak yakin kalau dia masih hidup karena waktu itu (tsunami) ia terlepas dari tangan saya. Sementara kakak dan adiknya sempat saya larikan," ujar Yusniar.

HEADLINE

BERITA FOTO

 
Support : Redaksi | Iklan | Copyright © 2011. Aceh News - All Rights Reserved
Modify by Arifa