PONTIANAK, Aceh
News - Puluhan karyawan perkebunan
kelapa sawit PT Bumi Pratama Khatulistiwa (BPK), yang juga masuk dalam Group
Wilmar menggelar aksi demo di depan kantor yang berada di lokasi perkebunan.
Puluhan karyawan tersebut menuntut perusahaan membayar penuh Tunjangan Hari
Raya (THR) untuk karyawan. Senin (06/08/2012) lalu.
Puluhan karyawan bergerak ke kantor perusahaan usai absen masuk kerja pagi. mereka menuntut perusahaan membatalkan rencana pemotongan THR.
Pasalnya, perusahaan akan memotong THR karyawan sesuai dengan Hari Kerja (HK) masing-masing
karyawan. Pada tahun sebelumnya, karyawan menerima THR sekitar Rp 900 ribu. Pekerja yang tak terima dengan rencana perusahaan menerapkan THR sesuai hari
kerja masuk karyawan tersebut memutuskan menuntut perusahaan dengan diawali aksi demo. Setelah melalui pembicaraan dengan perwakilan karyawan, perusahaan membatalkan
rencana pemotongan tersebut.
Usai kesepakatan tersebut, karyawan langsung bubar meninggalkan lokasi aksi dan
langsung pulang. Tak ada karyawan yang melanjutkan bekerja. Semuanya
pulang dan kemungkinan akan masuk kembali pada hari yang telah mereka sepakati.
Aksi yang berakhir pukul delapan pagi, dilanjut dengan brifing beberapa
petinggi yang bertugas di perkebunan. Brifing dipimpin oleh salah satu manager
di perusahaan tersebut. Ia adalah Partiban, yang menemui rombongan aksi karyawan yang akhirnya memutuskan
pada tahun ini THR tetap disalurkan penuh satu bulan gaji.
Salah satu sumber yang meminta tidak menyebutkan namanya karena alasan dia
masih bekerja di perusahaan tersebut. Saat dihubungi koran ini usai aksi
kemarin menuturkan, perusahaan rencananya akan meniadakan THR sejak tahun ini.
THR akan diganti dengan Bantuan Hari Raya (BHR).
“Jelas kami tak bisa terima, THR telah ditentukan oleh undang-undangan
ketenagkerjaan, ngade-ngade jak mau dijadikan cuma bantuan hari raya. Nyaman di
perusahaan tak nyaman di karyawan. Kalau BHR pasti jumlahnya lebih sedikit,”
ujarnya dengan nada tinggi.
Manager yang menemui rombongan aksi karyawan, Partiban usai brifing dengan
beberapa stafnya setelah rombongan aksi bubar saat ingin dikonfirmasi seperti
tidak berkenan dengan kedatangan wartawan. Bahkan, salah satu staff perusahaan
menuturkan, Partiban telah meninggalkan kantor. Padahal saat bersamaan
tersebut. Tak ada kendaraan yang keluar dari dari kantor. “Pak Partiban sudah keluar barusan,” ujar salah satu staff saat wartawan
meminta untuk bertemu dengan atasannya. (Ubay KPI)