Headlines News :
Home » , » Sekitar 682 Titik Potensi Longsor di Aceh

Sekitar 682 Titik Potensi Longsor di Aceh

Written By ichsan on Sabtu, 23 Juni 2012 | 00.32



BANDA ACEH, Aceh News - Tim Survei mengindentifikasi kawasan-kawasan yang rawan terjadinya tanah longsor yaitu kawasan Barat-Selatan dan Tengah di Provinsi Aceh

koordinator Tim peneliti,Ibnu Rusydy mengatakan, tim ini terdiri dari TDMRC Unsyiah bersama Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Pengurus Wilayah Aceh dan Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI).

Survei juga dilakukan sebagai upaya pembaruan data geologi seputar kawasan Barat-Selatan dan Tengah Provinsi Aceh. Selanjutnya di masa yang akan datang dilakukan survey detail setiap lereng yang ada di Aceh” Ujarnya

dari hasil serve sudah terindentifikasi sekitar 682 titik yang berpotensi longsor, dimana 75 titik terdapat di Jalan Banda Aceh – Calang, lebih dari 55 titik di jalan Meulaboh – Sungai Mas, 29 titik Sepanjang Jalan Aceh Selatan, 81 titik di Jalan Abdya – Terangon (Gayo Lues), dan 442 titik di Jalan Aceh Tengah – Kutacane.  


lanjutnya, masih ada Jenis longsor yang kemungkinan akan terjadi di kawasan tersebut yaitu longsor rotasional, translasi, jatuhan batu, aliran debris (rombakan) dan rayapan (creep) mendominasi kawasan tersebut.

Lono Satrio, ST dari IAGI Aceh mengatakan, bahwa Tanah longsor rotasional dimungkinkan terjadi karena kondisi lapisan tanah yang tebal, kemiringan lereng yang curam, pembeban lereng dan curah hujan yang sangat tinggi di kawasan tersebut.

menurut satrio, ada beberapa Jenis longsor translasi yang akan terjadi akibat pemotongan lereng yang searah dengan lapisan batuan (dip) dimana bidang perlapisan juga berperan sebagai bidang gelincir. "Jatuhan batu sangat mungkin terjadi karena kecuraman lereng yang melebihi dari pada 80 derajat. Aliran debris (rombakan) yang terdiri dari campuran batu, kayu, dan tanah juga dimungkinkan terjadi sepanjang lereng dan lembah yang dijalui oleh jalan. Jenis longsoran rayapan terjadi pada lereng yang relatif landai dan adanya mineral monmorilonit yang menyebabkan berkurangnya gaya geser yang ada pada lereng tersebut". 

Suhada Arief, ST, GIS Analisis TDMRC menyatakan, untuk titik potensi longsor yang sudah terdata ini akan diplotkan dan menjadi data terbaru tentang potensi bencana tanah longsor pada Peta Risiko Bencana Aceh. Selain itu, beliau juga mengimbau kepada pihak terkait agar bisa mengperbarui peta jalan di sekitar Aceh karena setelah data hasil diplotkan di Peta Aceh, ada beberapa jalan yang bergeser jauh dari jalan sekarang.



inilah Rekomendasi Tim untuk kawasan jalan Barat-Selatan dan Tengah Aceh 
- Untuk kawasan lereng perlu dilakukan pemasangan shorcrete (semen) dan Soil Nail (paku tanah), mencegah masuknya air hujan yang bisa menyebabkan pembebanan lereng, peningkatan tekanan air pori (pore water pressure) dan terbentuknya bidang gelincir. Selain itu, perlu juga dilakukan pelandaian lereng (re-profiling) dibeberapa lereng yang sangat terjal dan dewatering untuk menurunkan muka air tanah.

- Kawasan lereng batu yang memiliki tingkat rekahan (fracture) yang tinggi harus dipasangkan rock bolt (baut batu) untuk memperkokoh lereng dan menyatukan batuan supaya tidak mudah jatuh. rock bolt ini juga bisa memperkuat gaya geser (shear strength) batu di sebuah lereng. Selain pemasangan rock bolt beberapa lereng batu tersebut harus dilakukan penurunan bongkahan-bongkahan batu (rock removal) yang diperkirakan akan jatuh di masa yang akan datang.

- Apabila metode pemasangan rock bolt, soil nail, shorcrete, dan dewatering dirasa terlalu mahal maka pelandaian lereng (re-profiling) dan penurunan bongkahan-bongkahan batu(rock removal) yang diperkirakan akan jatuh adalah solusi terbaik.

Tim survei sendiri terdiri, Razali Amna, ST,  Lono Satrio (IAGI) Razali Amna (HAGI), Suhada Arief (GIS Analisis TDMRC Unsyiah. (**)
Share this article :
 
Support : Redaksi | Iklan | Copyright © 2011. Aceh News - All Rights Reserved
Modify by Arifa