BANDA ACEH, Aceh News - Tim Survei mengindentifikasi kawasan-kawasan yang rawan terjadinya tanah longsor yaitu kawasan Barat-Selatan dan Tengah di Provinsi
Aceh
koordinator Tim peneliti,Ibnu Rusydy mengatakan, tim ini terdiri dari TDMRC Unsyiah bersama Ikatan
Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Pengurus Wilayah Aceh dan Himpunan Ahli Geofisika
Indonesia (HAGI).
“Survei
juga dilakukan sebagai upaya pembaruan data geologi
seputar kawasan Barat-Selatan dan Tengah Provinsi Aceh. Selanjutnya di masa
yang akan datang dilakukan survey detail setiap lereng yang ada di Aceh” Ujarnya
lanjutnya, masih ada Jenis longsor yang kemungkinan akan terjadi di kawasan tersebut yaitu longsor rotasional, translasi, jatuhan batu, aliran debris (rombakan) dan rayapan (creep) mendominasi kawasan tersebut.
Lono Satrio, ST dari IAGI Aceh mengatakan, bahwa Tanah
longsor rotasional dimungkinkan terjadi karena kondisi lapisan tanah yang
tebal, kemiringan lereng yang curam, pembeban lereng dan curah hujan yang
sangat tinggi di kawasan tersebut.
menurut satrio, ada beberapa Jenis longsor translasi yang akan terjadi akibat pemotongan
lereng yang searah dengan lapisan batuan (dip) dimana bidang perlapisan juga
berperan sebagai bidang gelincir. "Jatuhan batu sangat mungkin terjadi karena
kecuraman lereng yang melebihi dari pada 80 derajat. Aliran debris
(rombakan) yang terdiri dari campuran batu, kayu, dan tanah juga dimungkinkan
terjadi sepanjang lereng dan lembah yang dijalui oleh jalan. Jenis longsoran
rayapan terjadi pada lereng yang relatif landai dan adanya mineral monmorilonit yang menyebabkan
berkurangnya gaya geser yang ada pada lereng tersebut".
Suhada Arief, ST, GIS Analisis TDMRC
menyatakan, untuk titik potensi longsor yang sudah terdata ini akan diplotkan
dan menjadi data terbaru tentang potensi bencana tanah longsor pada Peta Risiko
Bencana Aceh. Selain itu, beliau juga mengimbau kepada pihak terkait agar bisa
mengperbarui
peta jalan di sekitar Aceh karena setelah data hasil diplotkan di Peta Aceh,
ada beberapa jalan yang bergeser jauh dari jalan sekarang.
inilah Rekomendasi Tim untuk kawasan jalan
Barat-Selatan dan Tengah Aceh
- Untuk
kawasan lereng perlu
dilakukan pemasangan shorcrete (semen) dan Soil Nail (paku tanah), mencegah masuknya air
hujan yang bisa menyebabkan pembebanan lereng, peningkatan tekanan air pori (pore water pressure) dan terbentuknya
bidang gelincir. Selain itu, perlu juga dilakukan pelandaian lereng (re-profiling) dibeberapa lereng yang
sangat terjal dan dewatering untuk
menurunkan muka air tanah.
- Kawasan
lereng batu yang memiliki tingkat rekahan (fracture)
yang tinggi harus dipasangkan rock bolt
(baut batu) untuk memperkokoh lereng dan menyatukan batuan supaya tidak mudah
jatuh. rock bolt ini juga bisa memperkuat
gaya geser (shear strength) batu di sebuah lereng. Selain pemasangan rock bolt
beberapa lereng batu tersebut harus dilakukan penurunan
bongkahan-bongkahan batu (rock removal)
yang diperkirakan akan jatuh di masa yang akan datang.
- Apabila metode pemasangan rock bolt, soil nail,
shorcrete, dan dewatering dirasa terlalu mahal maka pelandaian lereng (re-profiling) dan penurunan
bongkahan-bongkahan batu(rock removal)
yang diperkirakan akan jatuh adalah solusi terbaik.
Tim survei sendiri terdiri,
Razali Amna, ST, Lono Satrio (IAGI)
Razali Amna (HAGI), Suhada Arief (GIS Analisis TDMRC Unsyiah. (**)