Konsep desentralisasi yang selama ini sudah berjalan
tidak semua menjadi tolak ukur keberhasilan sebuah pemerintahan daerah ketika
pembangunan dan kesejahteraan rakyat masih menjadi tanda tanya dan mimpi buram.
Tak heran jika kita melihat di depan mata tanpa kita sadari bahwa telah
lahirnya Raja baru di daerah untuk menjadi penguasa tunggal, kebijakan yang
lahir tidak pernah memihak kepada masyarakat, kesenjangan dalam pembangunan
masih mengalir bagaikan air didalam pipa, masih adanya niat untuk terus
memimpin bagaikan tahta kerajaan meskipun perubahan dan keberhasilan tidak
pernah terealisasikan.
Ditambah lagi sejuta hasrat dan keinginan dengan
mengatas namakan perubahan, namun tanpa disadari mereka telah menjadi raja di
daerah, apa lagi sampai mengatakan tidak pernah ingin menjadi pemimpin, namun
cara yang keji dan tidak berakal tetap menjadi umpan.
Sangat layak jika
dikaitkan dengan kondisi saat ini dimana para calon kepala daerah (Bupati/Walikota) yang telah meninggalkan masa jabatan, namun untuk melanjutkan tatanan
pemerintahan dan kesejahteraan rakyat harus ada Pj di daerah masing-masing,
bahkan sebagian besar mereka mantan Sekda (awak awai) dan pasti betul mereka
sangat menguasai medan dan sangat teruji, sehingga banyak harapan dan cita-cita
besar dari masyarakat yang dititipkan melalui tangan mereka karena mereka lebih
berpengalaman, tau kondisi, situasi, kelemahan
dan peluang semasa menjadi Sekda, namun sangat disayangkan ketika
pengalaman,dan peluang tadi tidak dimanfaatkan untuk kepentingan rakyatnya. Apalagi sampai memanfaatkan situasi untuk menjadi raja lokal, dengan menyibukkan
diri untuk meraup keuntungan tanpa ada akal untuk melakukan perubahan.
Kondisi
seperti ini sering kali hilang dan tak terkontrol oleh publik, mungkin karena masa
jabatan yang hanya sementara dititipkan kepada mereka, namun saya mengajak kepada
semua elemen untuk terus melakukan kontrol dan memantau tindak dan tingkah yang
dilakoni oleh Pj Bupati/Walikota jangan sampai kita lalai dan terbuai dengan
tugas mereka yang singkat apa lagi sampai adanya alasan lebih memprioritaskan
berjalannya Pemilu yang aman dan damai, namun pembangunan menjadi hal yang
dikesampingkan dan keberlanjutan kesejahteraan rakyat dibungkus dengan sejuta
alasan yang ujungnya rakyat jua yang dirugikan.
Disamping hal tersebut harus
menjadi tanggung jawab bersama, ada lagi
yang lebih penting untuk kita semua pantau dimana Pj Bupati/Walikota yang
selama proses masa jabatan mereka menjadi wasit bagi setiap kandidat yang akan
bertarung di pesta demokrasi ini untuk menjadi pemimpin kedepan, karena tidak
selamanya wasit bersikap netral terhadap petarung yang berada dalam ring maupun
lapangan.
Apalagi ditambah dengan banyaknya kepentingan dan unsur politis yang
bisa dimanfaatkan dalam waktu singkat yang mungkin susah dan jauh untuk di
terawang oleh publik. Karena kita melihat perhatian dan konsentrasi kita selama
ini bukan pada hal substansial, namun lebih banyak melibatkan diri dengan
berbagai kepentingan politik.
Mungkin ini bisa menjadi tugas besar bagi kita
selaku rakyat untuk terus memberikan yang terbaik kepada daerah dan negara
jangan sampai kita terbuai dengan situasi pemilu,kampanye dan menetukan pilihan
nanti tanpa sadar tugas besar lain yang harus menjadi perhatian kita bersama
tak terkendali dan dimanfaatkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab.
Penulis: ALMUDASSIR & ERIADI
Pemerhati
Sosial