BANDA
ACEH, Aceh News - Berprofesi sebagai Perawat memiliki
jasa yang paling bermakna dan beresiko
berkerja 24 jam siang dan malam untuk memberi asuhan dan perawatan
kepada masyarakat. Namun sampai hari ini belum ada payung hukum untuk profesi
mereka.
hal ini di katakan Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Aceh, Saifuddin Abdurrahman pada ulang tahun PPNI yang ke 38 di Banda Aceh, Rabu (28/03/2012).
"Perlu kami sampaikan bahwa telah banyak karya anak bangsa dari profesi keperawatan, kondisi yang sangat miris, perawat yang bekerja di garda terdepan untuk pelayanan kesehatan, namun belum ada suatu payung hukum bagi mereka,"kata Saifuddin dalam sambutannya.
Menurut Saifuddin, dalam bekerja, perawat dihadapkan kepada berbagai hal yang berisiko tinggi dalam memberikan pelayanan. Kondisi ini katanya akan lebih besar lagi kontribusi risikonya jika keberadaan perawat di daerah yang terpencil yang minim tenaga kesehatan .
hal ini di katakan Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Aceh, Saifuddin Abdurrahman pada ulang tahun PPNI yang ke 38 di Banda Aceh, Rabu (28/03/2012).
"Perlu kami sampaikan bahwa telah banyak karya anak bangsa dari profesi keperawatan, kondisi yang sangat miris, perawat yang bekerja di garda terdepan untuk pelayanan kesehatan, namun belum ada suatu payung hukum bagi mereka,"kata Saifuddin dalam sambutannya.
Menurut Saifuddin, dalam bekerja, perawat dihadapkan kepada berbagai hal yang berisiko tinggi dalam memberikan pelayanan. Kondisi ini katanya akan lebih besar lagi kontribusi risikonya jika keberadaan perawat di daerah yang terpencil yang minim tenaga kesehatan .
Disisi lain, masyarakat pada umunya menuntut pelayanan yang optimal sesuai dengan standar atau malah lebih dibandingkan dengan kondisi di luar negeri yang telah terbentuk suatu sistem pelayanan kesehatan yang begitu bagus.
"Melalui HUT PPNI ke-38 ini, undang-undang keperawatan menjamin pemberian pelayanan keperawatan dan aman untuk masyarakat. Maka kami berharap dukungan dari pemerintah Aceh dan untuk saat ini lebih kurang 25 ribu perawat yang ada di Aceh baik yang sudah bekerja maupun yang belum bekerja jelasnya.
Sementara itu dalam sesi dialog dengan sesepuh
perawat yang turut di hadiri Sekda Aceh T Setia Budi yang mewakili PJ Gubernur
Aceh, para sesepuh meminta pemerintah daerah untuk memperhatikan nasib mereka
yang sampai sekarang masih mengalami kekurangan terutama di perekonomian ,salah
satu sesepuh mengharapkan agar pemda mau memberikan suntikan dana pinjaman
untuk membuka usaha ,untuk kelangsungan hidup
keluarga mereka.
Hal ini di
tanggapi positif oleh Sekda dan Ia akan membicarakan maksud tujuan para sesepuh
yang nantinya akan di sampaikan kepada Gubernur Aceh kata T setia Budi dalam
dialog tersebut. (‘’)