TANGSE,
Aceh News - Untuk sekian kali nya banjir di tangse
kembali terjadi kali ini Sekitar 30
rumah di beberapa desa di Kecamatan Tangse, Kabupaten Pidie, Aceh, rusak dan
beberapa di antaranya hanyut akibat diterjang banjir bandang, Sabtu (25/2/2012)
ini sekitar pukul 18.30 WIB. Belum diketahui berapa jumlah korban luka,
dan kemungkinan adanya korban jiwa dalam kejadian tersebut.
Sekretaris Daerah Kabupaten Pidie, Irawan,
yang dihubungi malam ini mengatakan, saat ini tim dari Badan Penanggulangan
Bencana daerah Pidie bersama tim SAR masih mendata di lokasi kejadian.
Dari laporan awal pihak kecamatan setempat
diperkirakan ada 30 rumah yang rusak. "Itu baru perkiraan, yang kami
peroleh dari laporan camat Tangse. Tapi belum diketahui dari 30 itu berapa yang
hanyut, rusak berat, maupun rusak ringan. Data pasti belum kami peroleh karena
ada sumber lain yang mengatakan 17 rumah rusak. Sekarang saya sedang menuju
lokasi," ujar Irawan.
Banjir tersebut terjadi saat menjelang
maghrib, setelah hujan deras mengguyur wilayah Tangse dan sekitarnya.
Wilayah yang terparah terkena banjir adalah
desa Kebun Nilam. Banjir juga menghantam sejumlah rumah di desa Blang Malo,
Ulee Gunong, Pulo Kawa, dan Pulo Seunong.
"Selain tim dari BPBD dan tim SAR Pidie,
kami juga telah mengirim tim dari PMI untuk membantu warga yang menjadi
korban," lanjut Irawan.
Selain menghancurkan rumah, banjir bandang
tersebut juga memutuskan sejumlah jembatan dan merusak jalan yang menghubungkan
ke desa-desa yang dilanda banjir. Bahkan, banjir juga menghalangi arus lalu
lintas di jalur nasional yang menghubungkan Beureuneun-Tangse di sejumlah
titik.
Material banjir seperti kayu, lumpur, dan
batu menutup sejumlah titik tersebut. Sekitar setahun silam banjir bandang
pernah melanda Tangse. Kala itu sembilang orang tewas, belasan lainnya
luka-luka, serta ratusan rumah rusak. Senin sore, arus sedikit lancar, tetapi
harus berhati-hati karena konstruksi jembatan sebagian besar sudah rusak
walaupun sebagian material yang menimbunnya sudah disingkirkan. Terdapat
sejumlah desa yang terkena dampak banjir bandang, yaitu Pulo Seunoeng, Pulo
Kawa, Pulo Mesjid I, Desa Pulo Masjid II, dan Desa Kebun Nilam.
Di Blang Malo terdapat 350 keluarga atau
1.400 jiwa, Blang Seuke 215 keluarga atau 953 jiwa, dan di Desa Alue
Calong terdapat 193 keluarga atau 803 jiwa. Sekretaris Daerah Pidie Irawan
mengungkapkan, untuk kerusakan fasilitas umum, terdapat 2 dayah rusak berat di
Krueng Seuke, 9 balai pengajian, dan 1 jembatan gantung di Desa Sagoe.
Di Desa Blang Maloe terdapat 2 jembatan beton
rusak berat. Di Desa Ulee Gunong terdapat 4,6 kilometer jalan rusak berat,
serta sepanjang 6 kilometer daerah aliran sungai (DAS) rusak berat.
”Untuk korban meninggal sementara belum ada,
sedangkan untuk luka ringan sudah ditangani petugas medis,” katanya.
Pemkab Pidie telah membuka 4 titik posko
pelayanan kesehatan dan 2 titik dapur umum. ”Ini data sementara sampai sore
ini, besok akan terus dilakukan pendataan yang lebih akurat,” katanya.
Material kayu gelondongan dan lumpur yang
menutup jalur di Blang Maloe hingga Kebun Nilam sudah disingkirkan pada Senin.
Selain dari Pemkab Pidie, posko bantuan juga didirikan oleh sejumlah organisasi
sosial kepemudaan dan partai politik lokal. Namun, distribusi bantuan masih
belum merata.
Pantauan Aceh News Bantuan logistik dan tenda
pengungsian untuk warga di Kebun Nilam saat ini senin 28 February menipis akibat masih sulitnya melintasi jembatan Blang
Maloe.
”Di Kebun Nilam ada sekitar 100 keluarga yang
mengungsi. Dan bantuan makanan dan selimut masih kurang. Padahal, yang
mengungsi ini banyak yang sudah kehilangan barang-barang dan harta bendanya,”
kata Nurdin (40), petugas pengungsian di Kebun Nilam. (van/kom)