Headlines News :
Home » , » “ANTARA AROGANSI ELITE POLITIK & KEMASLAHATAN UMMAT”

“ANTARA AROGANSI ELITE POLITIK & KEMASLAHATAN UMMAT”

Written By ichsan on Selasa, 08 November 2011 | 14.51

Arogansi, mungkin itu kata-kata tepat untuk disematkan pada setiap pundak para elite politik Aceh saat ini meski sedikit terkesan cukup kasar dan sangat tidak pantas, akan tetapi itulah realita yang terjadi sekarang menjelang pesta Demokrasi bagi masyarakat Aceh dalam Pemilihan Kepala Daerah (PILKADA) untuk meneruskan kebijakan Pembangunan Daerah 5 (lima) tahun kedepan.

Tidak ada kawan dan lawan yang abadi melainkan kepentingan pribadi ataupun golongan diatas segalanya”. Bagi elite politik, kalimat tersebut sangatlah tidak asing karna begitu kentalnya nuansa kepentingan golongan dan individu pelaku politik tanpa berpikir dari dan untuk rakyat, padahal mereka berjuang meng-atasnamakan kepentingan masyarakat banyak . Pendek kata, masyarakat hanya di jadikan alat untuk mencapai tujuan yang mereka targetkan meski harus mengeksploitasi hak-hak dan kepentingan masyarakat banyak.

Hendaknya selebritas politik jangan terlalu terlena dan asyik dengan irama goyangan sendiri tanpa memikirkan masalah-masalah Kemaslahatan Ummat, dimana seharusnya mereka kembali kepada norma-norma atau aturan yang telah menjadi landasan hidup sebagai manusia yang beradab dan menjunjung tinggi kepentingan umum diatas segala-galanya. Elite politik idealnya memiliki fungsi dan peran serta tanggung jawab untuk memperjuangkan kepentingan rakyat,memajukan kesejahteraan rakyat,merumuskan langkah-langkah kebijakan serta merekomendasikan aspirasi masyarakat kepada eksekutiv untuk direalisasikan dalam program pembangunan yang nyata demi kepentingan dan kesejahteraan rakyat. Tapi kenyataannya, justru sangat kontradiktif dan jauh dari harapan masyarakat yang telah menghantarkan serta me-legitimasi keberadaan mereka di lembaga Legislatif.

Ada banyak jurus yang sudah diperagakan oleh elite politik menjelang perebutan tampuk kepemimpinan mulai dari pasangan Walikota hingga pada Gubernur bahkan jauh sebelumnya, persiapan kuda-kuda pun telah terpasang sedemikian rupa, mulai dari penggalangan massa hingga pada pengambil keputusan ditiap-tiap level/tingkatan masing-masing sehingga aksi saling jegal antar kandidat tidak dapat terelakkan.Ironisnya,mereka (elite politik) hanyut dalam pertikaian yang menjurus pada nilai-nilai etika normative selaku tokoh masyarakat (public figur) yang seyogyanya menjadi contoh suritauladan dalam pendewasaan proses pendidikan politik dan demokrasi.

Pertarungan para elite politik di ranah Aceh terasa semakin memuncak dengan adanya wacana Tunda Pilkada yang cukup menggelitik dan terkesan sangat mendramatisir situasi serta kondisi yang ada.Maka,pertanyaan yang timbul sekarang adalah “Kenapa harus di tunda, jika unsur-unsur penundaan itu tidak/belum terpenuhi?” (lihat Qanun Nomor 7 Tahun 2006 yang mengatur tentang Pemilihan Kepala Daerah (PILKADA) Aceh, PP nomor 6 Tahun 2005 Pasal 149, Peraturan KPU Nomor 9 Tahun 2010) atau mungkin karna alasan klasik yang mengarah pada suasana kondusif akan stabilitas politik, sehingga terjadinya pengingkaran terhadap proses pendewasaan demokrasi? Jika memang ini yang terjadi berarti proses percepatan kesejahteraan rakyat, pencapaian pemerataan pembangunan untuk kemaslahatan ummat hanya isapan jempol dan menjadi simbol pengkhianatan terhadap nilai-nilai perjuangan demokrasi rakyat aceh, karna rakyatlah yang menjadi korban dan sangat dirugikan akibat dari pertarungan elite politik yang tidak mengedepankan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi atau golongan. Bahkan tidak hanya itu saja, gunjang-ganjing dan tarik menarik antar kekuatan politik dapat menimbulkan akibat yang cukup permanen yaitu Pembunuhan Karekter terhadap perkembangan dan pendewasaan politik dikalangan masyarakat Aceh.

“Sikap dan langkah bijak yang harus ditempuh adalah mengedepankan bahasa kebenaran dalam menyelesaikan setiap persoalan dan pertikaian politik,bukannya mengumbar ke-AROGANSI-an masing-masing kekuatan yang ada.”

Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan Taufiq dan Hidayah-Nya kepada kita semua, menuntun para Pemimpin-Pemimpin serta elite politik kita untuk lebih arif dan bijaksana agar dapat meraih kedamaian dan kesejahteraan dalam menggapai hari esok yang lebih baik lagi. Amiin.

Penulis:

Tabrani Irmas

Anggota LIPER-RI (Lembaga Intelijen Pers Reformasi-Republik Indonesia)

Bidang Hukum, HAM dan Kriminal.

Share this article :
 
Support : Redaksi | Iklan | Copyright © 2011. Aceh News - All Rights Reserved
Modify by Arifa