Aceh Utara, Aceh News - berkurangnya
produksi Pisang Salee (Pisang Panggang) di Langkahan, Aceh Utara baru -baru ini
akibat sejumlah puluhan hektare tanaman pisang diserang hama penyakit.
Sebelumnya, Produksi Pisang Salee ini cukup dikenal
asalnya dari Kecamatan Langkahan desa Gampong Geudumbak khususnya, namun
sungguh disayang saat ini beratusan hektare lahan kebun Pisang tersebut tak
sempat dipanenkan akibat diserang hama.
Azhari,42, warga Dusun Pante Rusep, Desa Geudumbak,
Langkahan, Aceh Utara, sebagai orang yang dituakan dalam ilmu produksi Pisang
salee maupun dibidang pertanian lainnya, ia belum mengetahui sejenis apa hama
yang menyerang buah pisang tersebut.
"Sejak akhir tahun 2011 kemarin, sejenis hama itu
menyerang tanaman pisang, sehingga produksi untuk Pisang Salee kali ini tak
lagi meningkat. biasanya sekali tampung saja bisa kami hasilkan 300 Kg dalam
tiga hari kerja" Sebut Azhari saat diwawancarai wartawan dilahan kebun
pisangnya, Minggu (06/05/2012).
Tak ada upaya, kata Azhari, untuk memulihkan penyakit
yang sedang menyerang pisang itu. "Bahkan dari dinas terkait sendiri juga
belum mengetahui apa penyebab dan upaya untuk pencegahannya, apalagi saya
sendiri" Tambah Azhari.
Azhari menceritakan, sebelumnya aktivitas warga desa
setempat cukup menarik perhatian orang-orang luar. kenapa tidak, untuk desa
Geudumbak saja khususnya setiap KK (Kepala Keluarga) yang ada di dusun Pante
Rusep, Pante Supeng, Dusun Keude serta dusun Buket ini masing-masing memiliki
tempat keranjang pemanasan atau tempat produksi pisang.
"Saat ini hanya tersisa 15 keranjang operasi Pisang
Salee di desa ini, itupun yang sering aktif hanya 5 keranjang saja"
Katanya lagi.
Warga Langkahan, pada umumnya bekerja pada mata
pencaharian sebagai petani maupun pekebun. " Untuk jenis - jenis kebun
lain sih lumayan bagus hasilnya, namun yang disayang kebun pisang ini terancam
gagal produksi, untuk desa kami aja mencapai 50 Ha kebun pisang yang terserang
hama" kata Misra,27, kawan Azhari.
Maksud mereka, mengatakan betapa disayang bila produksi
pisang menurun drastis, karena aktivitas mereka terhadap Pisang salee ini
dimulai sejak tahun 1947 lalu. Waktu itu, penemuan pertama Pisang Salee oleh
almarhum Puetuah Hasan dan Pang Puteh, warga setempat.
Puetuah Hasan dan Pang Puteh pada tahun itu mula
pertamanya mengolah pisang yang lumayan banyak dengan cara diratakan di atas
keranjang panas setelah dikupas kulitnya. Menunggu proses selama tiga hari,
Pisang siap jadi di ekspor ke kota-kota terdekat seperti Simpang Ulim,
Lhoknibong, dan Kota Pantonlabu.
Setelah dibungkus plastik, mereka mengekspor ke kota -
kota itu dengan biaya tidak begitu mahal meski jarak tempuh mereka ke kota
mencapai 12 Km lebih.
Maka ketiga kota kecil tersebut dikenal dengan nama
sebutan kota pisang salee, seperti yang diucap Azhari, 'Cacing yang bekerja,
Kera yang punya nama'. istilah ini diartikan yang bahwa tempat produksinya asal
Kecamatan Langkahan namun yang termashur kota lain.
Demikian Kedua Almarhum itu ayahnya daripada Nurul
hadi,37, istrinya Azhari, saaat ini Azhari dan istrinya hari-hari bekerja
sebagai petani,pekebun.
Harapannya, produksi Pisang Salee jangan sampai
menghilang jejak dilangkahan. "Kita harapkan upaya dari pemerintah
setempat agar Pisang Salee ini tidak sampai menghilang" Sebut Azhari.
Penghasilan Pisang Salee setelah diancam hama, saat ini
tidak ada lagi satu ton pun per minggunya. (Jamal)