ACEH UTARA, Aceh News - Kondisi cuaca di pesisir pantai Ulee
rubeek, Kecamatan Seunuddon, Aceh Utara, saat ini masih dalam keadaan cuaca
ekstrim. Gelombang pasang surut yang terjadi sejak pekan lalu hingga kamis
(29/12) masih terlihat belum membaik. Akibatnya, dengan kondisi seperti itu
membuat ratusan para nelayan terpaksa harus berhenti melaut.
Liputan Aceh News, Kamis (29/12), Gecik desa Ulerubeek
barat, Badlisyah Yahya menjelaskan, ratusan para nelayan itu adalah penduduk
asli pinggiran pantai Ulerubeek yang melintasi tiga desa. diantaranya,
Ulerubeek barat, Ulerubeek timur, dan Bantayan. Mereka hingga saat ini belum
memiliki rumah bantuan tsunami dari pemerintah daerah. Kejadian yang telah
berlalu, tsunami menghapus ribuan rumah warga di 10 desa yang tak jauh dari
pinggiran pantai. akibatnya, banyak warga kehilangan tempat tinggal, namun
menjelang setahun diantara mereka ada yang memiliki rumah bantuan bahkan ada
juga yang masih menumpang dirumah-rumah tetangga yang kemungkinannya tidak
layak huni.
“Waktu itu, warga desa kami tercatat 396 KK, namun
rumah yang tersedia hanyalah 314 unit. Nah.. sekarang bagi yang belum dapat
rumah mereka masih numpang dirumah-rumah sanak saudara mereka, yang padahal
telah berulang kali saya usulkan dan harapan saya 74 KK lagi segera direalisasikan
rumah yang memang layak huni ” tandas gecik.
Gecik juga menambahkan, sebagian diantaranya mereka
yang belum menempati rumah bantuan Cordaidt (Post Tsunami recontruction
Project), mengharap agar Pemda cepat menanggapi hal tersebut. Selain
itu, warga di 10 desa yang terancam tsunami itu juga mengeluhkan krisisnya
untuk mendapatkan Suplay air bersih, sementara jaringan pipa PDAM yang
terpasang pada 2005 lalu terindikasi tak berfungsi. Akibatnya, hingga sekarang
mereka terpaksa mengonsumsi air asin sebagai kebutuhan sehari-hari. “Setelah
tsunami, pada tahun 2005 silam, pipa PDAM terpasang. Kami hanya dapat menikmati
air bersih hanya 6 bulan saja. Selanjutnya pipa itu tak berfungsi lagi”
tambahnya lagi.
Harapan warga di kecamatan seunuddon, khususnya di
delapan desa tersebut yang masing-masing desa Meunasah sago, mantang puntong,
mantanng panyang, lhok pu’uk, ulerubeek barat, ule rubeek timur, dan desa
bantayan, kepada pusat PDAM Aceh Utara untuk tidak menunggu lama menanggapi
keluhan warga terhadap krisisnya air bersih. (Jamal)