RIAU, Aceh News - Kontingen
Kalimantan Barat tetap bersemangat mengikuti pembukaan Pekan Olahraga Nasional
(PON) ke XVIII yang berlangsung di Stadion Utama Riau, Selasa malam lalu. Meski
Kalbar minim persiapan untuk acara tersebut.
Daerah lainnya di barisan
depan rata-rata diisi oleh dua putra dan putri dengan pakaian khas daerah.
Namun Kalbar tak ada atlet yang menggunakan pakaian khas Dayak dan atau Melayu.
Kalimantan Barat yang
menggunakan kostum hitam-hitam tetap bersemangat pada parade defile yang
disaksikan langsung oleh Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono beserta istri dan
tamu undangan lainnya.
Saat host menyebutkan nama
Kalimantan Barat yang akan melintasi di depan meja VVIP yang ditempati Presiden
RI. Menyeruak dengan gema tepukan tangan yang meriah. Padahal rata-rata atlet
Kalbar mengikuti defile.
Kontingen Tim PON Kalimantan
Barat, yang dipimpin Prof. Dr. Slamet Rahardjo, berjalan melambaikan tanggannya
kepada Bapak Presiden dan penonton yang ikut menyaksikan jalannya pembukaan saat
nama Kalimantan Barat disebutkan. Tampak terlihat dalam layar shooting Presiden
SBY ikut melambaikan tangannya kepada kontingen Kalbar.
Acara pembukaan yang
diawali dengan beraneka ragam kesenian dan tarian Selasa malam lalu, serta
design lampu yang menyilaukan mata diakui oleh Prof. Dr. Slamet Rahardjo
merupakan pembukaan PON yang paling sepaktakuler dibanding dengan PON
sebelumnya.
Upacara pembukaan yang
berlangsung meriah. Berbagai acara ditampilkan dengan meriah dan gemerlap,
diirinya lampu hias yang ditata sedemikian rupa. Kali ini upacara pembukaan
bertemakan "Api dan Peradaban" yang dimeriahkan oleh penyanyi
nasional seperti Rossa dan Judika serta grup band Ungu. Upacara pembukaan
diawali pesta kembang api setelah lagu Indonesia Raya dikumandangkan pada pukul
20.00 WIB.
Acara yang dimulai pukul
19.30 WIB, diawali dengan sebuah tarian pencak silat, dan dilanjutkan dengan
tari-tarian lain yang bernuansa Melayu. Setelah itu acara dilanjutkan dengan
parade kontingen 33 provinsi. Tampil pula beberapa atlet yang pernah mengikuti
PON pertama tahun 1948, lalu kontingen wasit dan ofisial pertandingan.
Ketua PB PON yang juga
gubernur Riau, Rusli Zainal, lalu memberikan sambutan selama kurang lebih 20
menit. Pada pukul 21.25 WIB Presiden SBY naik ke podium. Berbeda dengan
gubernur, Presiden memberi sambutan yang singkat, hanya sekitar enam menit. "Selamat
datang, selamat bertanding, dan selamat menyaksikan pertandingan kepada para
atlet, ofisial, wasit, dan suporter yang datang dari seluruh tanah air,"
demikian SBY mengawali pidatonya.
Dalam sambutannya,
Presiden RI, berpesan kepada seluruh atlet dan pelatih, serta official untuk
bisa mencapai prestasu dengan tetap menjaga sportifitas, semangat kebersamaan
dan persaudaraan. Presiden menyudahi pidatonya dan membuka secara resmi
perhelatan akbar ini dengan menekan tombol alarm.
Penyulutan api PON
dilakukan dengan beberapa rangkaian. Pertama api diangkut dengan perahu,
dibarengi dengan "presiden penyair" Sutardji Calzoum Bachri
membacakan puisi ciptaannya yang berjudul "Kukalung".
Kemudian api diserahkan
kepada penunggang kuda berpakaian serba putih, yang berperan sebagai pahlawan
dari Riau, Tuanku Tambusai, yang kemudian dibawa ke atas panggung, di mana
mantan atlet binaraga Riau, Zamri Bachtiar, menunggu untuk menyulutkan api ke
kaldron.
Api diambil dengan sebuah
tombak dan Zamri ditarik ke atas, menyamai tinggi kaldron di sampingnya. Selanjutnya,
Zamri melemparkan tombak ke arah kaldron. Tombak meluncur ke puncak kaldron, dan
api PON menyala besar. Bersamaan dengan menyalanya api PON, di luar Stadion
Utama Riau dengan serentak meluncurkan kembang api yang telah ditata di
beberapa titik sekitar stadion. Stadion Utama Riau seketika dikelilingi pecahan
kembang apai di udara. (ukpi)