SINABANG, Aceh News
- Sejak awal Agustus lalu, ribuan ton,
Tandan Buah Segar (TBS) buah kelapa sawit Perusahaan Daerah Kabupaten Simeulue
(PDKS), membusuk dan jadi santapan babi dan binatang liar lainnya.
Tidak hanya buaah kelapa sawit PDKS itu, membusuk dan
menjadi makanan binatang liar, ancaman lain seperti tanaman liar, telah
menggerogoti ratusan ribu batang kelapa sawit, yang saat ini tanpa perawatan
dan pemeliharaan rutin. Serta ancaman kematian sedang mengintai kelapa sawit
milik PDKS itu.
Bila buah kelapa sawit, tidak dipanen akibanyat pohon kelapa
sawit yang akan mati. "selain membusuk, buah kelapa sawit sangat disukai
babi, serta binatang liar lainnya", kata Rustam NK, Anggota Komis B DPRK
Simeulue, yang membidangi Perekonomian, Rabu (19/9).
Lebih lanjut, kata Rustam. Ancaman serius lainnya, yang
dialami kelapa sawit. "ancaman lain yang dianggap serius saat ini,
terutama pohon kelapa sawit yang sedang berbuah, bila tidak di panen kelapa
sawit itu akan mati. Kita harapkan meskipun dihentikan beroperasi kebun Kelapa
sawit PDKS, harus ada solusinya", imbuh Rustam.
Terkait dengan persoalan ribuan ton buah kelapa sawit, yang
membusuk dan jadi makanan babi tersebut, pihak Pemkab Simeulue, sedang berupaya
mencari rekanan penampung dan pengolahan buah kelapa sawit itu, sebelum adanya
pihak swasta untuk mengelola kebun kelapa sawit PDKS, yang saat ini sejumlah
perusahaan yang berminat, telah mengajukan proposalnya.
"benar setelah dihentikan beroperasi kebun PDKS, ribuan
ton TBS membusuk, buah kelapa sawit itu, sangat disukai hama babi dan binatang
liar lainnya. Yang saya khawatirkan bila terlalu lama dipanen, kelapa sawit
yang sedang berbuah akan mati", kata Ir Ibnu Abas, Ketua Koordinir Kebun Sawit
PDKS, yang ditemui, Aceh News Selasa, (18/09/2012).
Upaya yang sedang dilakukan, menurut Ibnu Abas, sedang
melakukan penggandengan pihak ketiga, untuk menampung dan mengelola buah kelapa
sawit, sebelum permanennya pihak swasta, yang berminat untuk mengelola kebun
sawit PDKS, secara utuh.
"antisipasi saat ini yang kita perlukan, menggandeng
pihak lain, untuk menampung buah kelapa sawit kita, bayangkan saja sejak
dihentikan beroperasi, hingga saat ini ribuan ton TBS yang membusuk",
tegasnya, seraya menjelaskan ada beberapa peminat yang menawarkan untuk membeli
TBS kelapa sawit, namun belum ada kesimpulan.
Ibnu Abas, mengaku, dari dua areal kebun PDKS, dikawasan
Kecamatan Teupah Selatan dan Teluk Dalam, sebanyak 400.000 batang kelapa sawit,
masih bagus dan produktif. berdasarkan data yang diterima Ibnu Abas, untuk satu
kali pengiriman TBS kelapa sawit, keluar daerah sebanyak 70 ton, dalam satu
minggu lima kali pengiriman, berdasarkan jadwal kapal feri antar pulau,
Simeulue, Labuhan Haji dan Singkil.
"kalau dihitung-hitung lebih dari seribu ton yang
membusuk TBS dan kerugian setiap bulannya ditaksir Rp 190 sampai 200
juta", tandas Ibnu Abas.
Penghentian mendadak beroperasi kebun PDKS dengan luas areal
5000 hektar tersebut. Dan menyebabkan ribuan ton TBS membusuk tidak dapat
dijual, yang dikeluhkan dan dikendalikan oleh Pemkab Simeulue, dinilai
keputusan yang tegesa-gesa dan telah merugikan daerah.
"keputusan yang tergesa-gesa, dan efeknya saat ini
ribuan ton buah kelapa sawit membusuk disana, seharusnya sebelum dihentikan, upayakan
dulu penampung buahnya", Kata Rizal, Warga Desa Air Dingim, Sinabang,
Kecamatan Simeulue Timur. (E Sabara).