Lhokseumawe, Aceh News -
Terkait semua itu, staf hubungan masyarakat Humas PT PIM, Mustafa Thahir, ketika
dihubungi Aceh News, Rabu (18/01/2012) menjelaskan, pihaknya akan terus
mewaspadai penyakit yang disebabkan oleh PT PIM, sementara ia sedag melakukan
atau menanggapi keluhan warga.
“Sementara ini tak bisa kita lakukan, bukan berarti
kita berdiam, namun kami juga bertanggungjawab dan selalu bersosialisai dengan
warga, bila mereka terkena amoniak maka kami siap obati mereka sampai lekas
sembuh” Kilah Mustafa.
Ditambah oleh staf humas, nasrus, Proses manajemen
PT PIM saat mengaku perusahaan pabriknya sedang mengalami kekurangan pasokan
suplay gas, hingga terus membuka tutup atau start up disetiap pasokan gas.
Sebelumnya pabrik ini juga kekuranga bahan baku,
sementara proses operasional amoniak terdiri dari dua pabrik, sedangkan bahan
baku yang tersedia hanya mencukupi satu pabriknya saja.
“dulu-dulunya
kita lakukan pasokan gas dari Exxonmobil secara rutin, namun saat ini kita
harus melakukan tidak rutin lagi, karena uang yang kita belikan untuk pasokan
suplay gas Cuma pas-pasan, sedangkan pupuk yang dibutuhkan 450ribu ton pupuk
subsidi per tahun,” Ujarnya Nasrus.
Menurutnya, hal yang menyebabkan pencemaran warga
karena desain kinerja sementara beruba-ubah disebabkan kehabisan kontrak suplay
gas. Hingga suplay gas ini berubah-ubah terkadang normal seperti saat ini,
namun sementara kita juga telah menghidupkan srubber (penghirup udara), ketika
tekanan udara amoniak terbuka tutupnya udara dapat langsung terhidup scrubber.
Ia juga menegaskan, selama ini penanggulangan
terhadap warga yang mengalami pencemaran terus dilakukan continue untuk
pengobatan Program Corporat Sosial Resposibility (SCR), “disamping itu kita
juga terus berupaya membangun kondisi fisik warga, sarana dan prasarana, tempat
ibadah, bantuan rumah duafa, bantuan beasiswa, kesehatan warga serta pendidikan
yang terjangkau dalam jaringan Aceh Utara” tambahnya Nasrun. (Jamal)