Headlines News :
Home » , , , » Pencemaran Udara PT PIM Sebatas Antisipasi dan Sosialisasi

Pencemaran Udara PT PIM Sebatas Antisipasi dan Sosialisasi

Written By ichsan on Jumat, 20 Januari 2012 | 01.43


Lhokseumawe, Aceh News - Ketika berdirinya sebuah pabrik maupun proyek besar yang berupa proyek vital seperti PT PIM, termasuk perusahaan pabrik lainnya yang dapat memberi efek buruk bagi udara, air dan permukaan tanah serta mahkluk hidup tak asing lagi menimbulkan berbagai macam masalah polusi. Dengan kejadian seperti itu sangat terpengaruh bagi lingkungan sekitar areal pabrik tersebut.

Hingga masyarakat yang tak jauh tinggal dari lokasi pabrik tersebut dapat merasakan efek dari hasil buangan limbahnya. Efek yang semacam itu ketika pabrik mulai beroperasi maka hasil buangan limbah dapat menyerang kenyamanan polusi udara, air, bahkan permukaan tanah dapat jera, apalagi manusia, jika manajemen produksi limbah tidak waspada dijaga dengan baik maka Pencemaran udara yang seperti itu memang sudah jelas sangat berbahaya yang kerap hari mengancam kenyamanan manusia. Lalu bagaimana jika kesegaran udara dilingkungan warga terganggu, sedangkan manusia minimal sangat membutuhkan udara 25Kg per hari.

Terkait efek buruk pencemaran udara racun amoniak seperti yang dikatakan warga Tambon Baroh, Kecamatan Dewantara, Aceh Utara, Rabu (18/01/2012).  PT PIM yang berlokasi diareal pemukiman desa mereka itu diduga telah berulangkali meresahkan penduduk setempat. Perihalnya, sejak awal tahun 1984 berdirinya pabrik PT PIM itu dan yang sangat parah ditahun 1988, hingga termasuk baru-baru ini hasil pembuangan limbah amoniak dari PT PIM tersebut selalu berulang kali menyerang kesehatan dan ketrentraman warga. Udara yang segar dimalam harinya terancam memburuk diakibatkan kotoran amoniak dari pabrik yang sangat berbahaya bagi manusia.

Wakil tuha peut desa tambon baroh, Zainal (56), saat ditemui Aceh News di halaman rumah H.yahya yang didampingi beberapa warga desa, ia menjelaskan, peristiwa pencemaran polusi udara ini tak lain yaitu racun amoniak yang diduga dari pembuangan limbah PT PIM. Ketika pabrik PT PIM beroperasi, Hampir kerap hari udara amoniak tersebut menyerang warga, ketika mereka yang sedang asyik bekerja apalagi mereka sedang melakukan shalat tiba-tiba harus mengungsi mencari tempat lain demi menghindari racun amoniak tersebut.


“Ya, dengan adanya pencemaran ini, kami sangat merasakan polusinya terancam, biasanya diwaktu siang hari ketika beroperasi arah angin dari pabrik itu diprediksi terus mengepung desa ini, kami sangat takut kalau pernapasan jadi masalah karena amoniak, dengan baunya yang sangat anyir serta membuat mata terasa pedih saat udara menyerang” tandas zainal.

Menurut zainal, peristiwa yang serupa bukan kali ini saja terjadi, bahkan dari sejak tahun 1988 hingga saat ini masih seperti itu, sempat membuat ratusan warga harus mengungsi beberapa jam ketempat lain demi menyelamatkan dari racun itu.

Dalam hal itu, sementara warga mendesak dan sangat berharap tindakan yang baik dari PT PIM agar udara beracun ini tak lagi menyerang warga. “kami tak ingin juga PIM ini ditutup atau dengan kata lain kita sangat berharap kondisi tetap harus membaik, Cuma kami harap pihak PT PIM dapat memberi atau melakukan antisipasi yang baik untuk kita dan kepentingan bersama, yang penting PIM bisa beklerja dan kami bias hidup nyaman” tambahnya zainal.

Data yang diperoleh Aceh News,pada tahun 1988 desa tambon baroh, ada seorang warga mengalami keracunan dan sempat pingsan tak sempat menghindar. ditahun 2010, pada 31 januari mulai pukul 19.30 wib diduga sekitar 35 warga desa tambon baroh, Dewantara Aceh Utara, terpaksa dilarikan ke rumah sakit dan ratusan lainnya juga terkena imbas dari bocornya gas amoniak (CH3).

Hingga hal yang serupa berlanjut pada September 2011 kemarin, berdasarkan keluhan warga sekitaran kreung geukuh, pada tanggal 9 januari 2012, limbah PT PIM diduga mencemarkan sepanjang sungai kreung geukuh sehingga menyebabkan ribuan ikan mati. Meskipun demikian, warga yang saat ini tidak tau harus buat apa melainkan bersabar dan mengeluh kepada pemerintah terkait untuk mendapatkan jalan keluar yang terbaik dan layak diterima warga.

Menurut H.yahya warga tambon baroh mengatakan, warga desanya pernah diundang oleh pihak manajemen PT PIM untuk menghadiri rapat yang dibuat dengan tema sosialisasi tanggap darurat, “Pada saat kami datangi mereka hanya memberi arahannya saja, termasuk menerangkan tatacara menghadapi polusi dan pencemaran lingkunggan dari PIM” ucap H.yahya. (Jamal)
Share this article :
 
Support : Redaksi | Iklan | Copyright © 2011. Aceh News - All Rights Reserved
Modify by Arifa