SINABANG, Aceh News
- Tripang kering, asal perairan laut
Kabupaten Simeulue, memiliki nilai jual tinggi dipasar lokal, sehingga untuk
satu kilogram, mencapai Rp. 1000.000.
Tripang kering jenis Gajah, menempati urutan
pertama, dibanderol Rp1000.000 perkilogram.dan diikuti tripang kering lainnya,
jenis Kunyit, Tuti, Pahit, Ular, Ayam, Coklat, Bantal, Abu-abu, Mengkudu, Nasi,
Gajah Bakau, Duri, Karet, dan tripang Pasir. dengan harga jual dipasar
lokal, Rp 80.000 -400.000, perkilogram.
Harga tripang kering hasil laut Simeulue, melejit
jauh hingga, mengalahkan daya jual harga Lobster. Namun sistim pengolahan
tripang, dan penangkapnya masih dilakukan secara tradisional oleh nelayan
setempat. "kami selam tripang itu, diantara batu karang, hanya memakai peralatan
seadanya, seperti kaca mata, pelampung dan perahu, harga tripang kering, sampai
satu juta perkilogram", kata Mariadi (22), penyelam Tripang.
Mariadi, pria lajang, telah lima tahunan
menggeluti profesi menyelam tripang diperairan hingga kedalaman 15 meter.
Berbagai jenis Tripang hasil tanggapannya itu, diolah secara tradisional,
setelah kering dijual kepada penampung tripang kering. Dalam satu hari hanya
mendapatkan kurang dari dua kilogram tripang kering,
"proses tripang kering itu sampai tiga hari,
dimasak, diasapi lalu dijemur hingga betul-betul kering, dan baru dijual.
kendalanya mengolah tripang kering ini, hanya diwaspadai, jangan sampai
tersentuh nasi, kalau sedikit saja kena nasi langsung jadi bubur, meskipun
sudah kering, entah kenapa pantangannya tidak boleh bersentuhan dengan
nasi", kata Mariadi, sambil tertawa.
Tingginya nilai jual, Tripang kering, yang banyak
dijumpai di perairan laut Simeulue, untuk tahun 2011. Berdasarkan catatan Dinas
Perikanan dan Kelautan Kabupaten Someulue, tripang kering, yang diolah
nelayan dari delapan Kecamatan yang ada di Simeulue, telah diekspor keluar
daerah, lebih dari 24 ton.
Tamsil Amin S.Pi, Kasi Bidang Pengawasan dan
Pengendalian Mutu, Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Simeulue, mengatakan.
"tripang kering yang dioelah nelayan, untuk tahun 2011, yang diekspor
keluar daerah, mencapai 24 ton", jelasnya, yang dihubungi, Selasa (18/09/2012).
Terkait dengan tingginya harga jual tripang
kering, bahkan mengalahkan harga jual lobster, yang menjadi andalan primadona,
hasil Sumber Daya Alam Kabupaten Simeulue, juga dibenarkan Tamsil Amin.
"benar, harga tripang jauh lebih tinggi dari harga lobster", katanya.
Namun pihak Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten
Simeulue, belum mengeluarkan Perda/qanun, untuk peraturan penangkapan tripang,
diperairan laut, Kabupaten Simeulue, disebabkan sejauh ini dianggap penangkapan
tripang masih terkendali dan hanya dilakukan oleh nelayan tradisional.
"sejauh ini penangkapan tripang dilaut, masih
terkendali dan hanya dilakukan nelayan tradisional, dan belum diperlukan
penerapatan perda atau qanun tentang peraturan penangkapan tripang
dilaut", tandas Tamsil, seraya menambahkan Tripang, masih banyak dijumpai,
hampir disetiap batu karang di perairan laut Pulau Simeulue. (E. Shabara)