RIAU,
Aceh News - Cedera punggung yang dialami menjelang
tampil di PON XVIII Riau tak membuat lifter angkat berat senior Kalbar ini
patah semangat untuk memberikan yang terbaik bagi Kalbar. Menjadi atlet non
unggulan bahkan tak diproyeksikan untuk medali. Nanik Suprayati malah semakin
semangat dan optimisme tinggi untuk meraih medali.
Dengan usaha yang sungguh-sungguh, Nanik mampu
menjawab dengan sungguh gemilang sekaligus menjawab ia masih mampu bersaing
dengan atlet muda lainnya.
Nanik, mampu meraih medali perak di kelas 63 kilo
gram pada pertandingan yang dilaksanakan di Duta Mayang Garden Hote, Pekanbaru,
Riau. Minggu (16/09/2012) kemarin.
Sejak ia menjadi atlet, ia telah menorehkan empat
medali perak dan satu emas untuk Kalbar sejak tahun 1996 pada PON di Jakarta.
Ia bercita-cita mengakhiri karirnya di angkat berat dengan persembahan prestasi
yang baik. “Syukur saya bisa meraih medali pada PON kali ini. Yang akan menjadi
PON terakhir bagi saya. Ini adalah akhir dari karir saya, dan kupersembahkan
medali ini untuk Kalbar,” ujarnya sembari mengurai air mata bahagia usai
pengalungan medali kemarin.
Tak berbeda dengan atlet lainnya. Kunci kesuksesan
seorang atlet adalah berlatih dan sungguh-sungguh penuh semangat dan optimisme
tinggi.
“Cedera punggung yang saya alami sangat tak menyangka
saya akan menorehkan prestasi di PON sekarang. Namun saya terus berusaha bahwa
saya bisa melakukan yang terbaik,” ungkapnya.
Nanik berbulat tekad, PON kali ini adalah yang
terakhir. “Saya akan pensiun dari angkat berat. Dan semoga medali ini menjadi perpisahan
yang indah antara saya, Kalbar, dan angkat berat di ajang PON,” tuturnya penuh
haru dengan medali di lehernya. (ukpi)