- Tak Terima Ditampar
SINABANG,
Aceh News - Kadri
Amin (23) warga Lafakha, Kecamatan Alafan, Kabupaten Simeulue, menjadi korban
penamparan yang dilakukan salah seorang anggota DPR Aceh, asal Simeulue atas
nama Erli Hasyim.
Peristiwa ringan tangan anggota Dewan
Perwakilan Rakyat Aceh dari partai bulan bintang (PBB) itu terjadi pada Senin, (03/09/2012) malam lalu, sekitar pukul 22:15 WIB, di seputaran Jalan Baru Sinabang, persinya di salah satu
warung kopi atau didepan RSUD Simeulue.
Hal naas itu menimpa Kadri, merasa tidak terima dan malu atas penamparan di
ruang publik, sekitar 20 menit kejadian tersebut langsung pulang ke saudaranya di Desa kuala Baru untuk
meminta obata secara tradisional (Obat Kampung)
keesokan harinya Kadri, sekira pukul 10:WIB, membuat
Laporan Pengaduan (LP), ke Mapolres Simeulue, dengan Surat Tanda Penerimaan
Pelaporan, tertanggal 4 September 2012 dengan nomor STPL/15/IX/2012/Aceh/RES Simeulue.
Dan Laporan Polisi Nomor: LP/VIII/2012/Aceh/RES Simeulue.
Kadri menjelaskan, kejadian yang menimpa dirinya itu, saat ia sedang duduk di
warkop sambil mencicipi minuman kopi ditemani beberapa kawannya lalu tiba-tiba
anggota dewan itu keluar dari mobil yang diparkir, langsung masuk kedalam warkop
menuju tempat kami dan langsung menampar tanpa ada perang mulut atau pertikaian
sebelumnya.,”ucap Kadri.
"jujur saya tidak tahu menahu awal permasalahannya tapi kenapa, tiba-tiba
dia (anggota DPRA), menghampiri saya, lalu menampar saya, pada bagian muka
sebelah kiri, di warung kopi tadi malam," kata Kadri ketika ditanyai
wartawan di Sinabang. Seraya memperlihatkan wajah, yang mengaku sempat bengkak.
Lebih lanjut kata Kadri, kalau pun aksi tamparan, itu hanya sekedar canda
antara senior pada junior, namun setelah usai melakukan tamparan, tidak ada
itikat atau reaksi bercanda dari Erli Hasim, langsung menuju meja lain.
"setelah saya ditampar pak Erli, kemudian tidak duduk bersama dengan kami,
justru ia duduk di meja lain di warung yang sama, hal itu membuat saya sangat
malu" jelasnya.
Kadri mengaku, selama ini tidak ada persoalan dengan Erli Hasim, "Saya
tidak pernah menyinggung pak Erli dari sebelumnya, hanya saja pada masa pilkada beberapa waktu lalu saya di ajak bergabung
mendukung tim pendukung calon kandidat yang diusungnya", namun secara hormat
“saya punya pilihan pada Kandidat lain baik provinsi maupun Kabupaten yang
jelas Partai Aceh (PA)” pungkasnya.
Terkait dengan insiden penamparan tersebut, Erli Hasim, yang ditemui wartawan
di warung kopi, Tempat Kejadian Perkara (TKP), di Sinabang, Selasa (04/09/2012).
membenarkan bahwa, korban telah melaporkan ke pihak Polisi secara resmi. Hanya
saja, persoalan ini kalau dianggap sebuah tamparan serius sudah sangat
berlebihan "kejadian itu secara reflek saja, hal biasa dan saya tidak
bermaksud apa-apa. tapi ia (Kadri Red) memahaminya sebuah tamparan serius,"
kata Erli, di lokasi warkop tempat kejadian perkara.
Anggota dewan itu pun mengakui, bahwa yang ditamparnya itu pun yakni masih ada
status hubungan kekeluargaan, dari orang tua korban. "Dia itu masih
keponakan saya dan saya ini selaku orang tuanya, jadi sudah terlalu berlebihan
kalau persoalan ini, dia (kadri), anggap sebuah penamparan serius, sampai keranah hukum" jelasnya.
Terkait laporan korban ke polisi,
menurut Erli Hasyim, hal tersebut merupakan hal biasa selaku warga negara,
karena merasa dirinya korban tamparan, mempunyai hak terhadap apa yang
dialaminya untuk diteruskan ke pihak berwajib, serta mengaku siap memberikan
penjelasan apabila diminta pihak berwajib.
"Hak dia untuk melaporkan ke polisi, kalau pun nanti kepolisian meminta
keterangan dari saya, sudah siap menjelaskan yang tentu harus sesuai dengan
aturan yang berlaku, terutama terhadap anggota Dewan". Pungkasnya.
Insiden
antara Erli Hasim dan Kadri tersebut, menyebar luas dan menjadi pembicaraan
hangat sesama warga, termasuk penyebaran informasi melalui sms dan melalui
jejaring sosial facebook.
"saya sebagai mantan kandidat calon wakil bupati, yang kalah dalam
pemilukada kemarin, tidak sepantasnya pak erli hasim, melakukan penamparan
seperti itu, sebab Kadri itu, tim sukses saya. Kita minta aparat berwajib,
memproses kasus ini secara transparan dan peraturan yang berlaku", kata
Rahmad SH, mantan calon Wakil Bupati, yang kalah dalam pemilukada Simeulue,
beberapa waktu lalu, harapnya. (Sumadi).