SINABANG, Aceh News - Bupati dan Wakil Bupati Simeulue, Drs H Riswan NS dan
Hasrul Edyar S.Sos. M.Ap menempatkan Pers sebagai mitra dan corong utama untuk
mempromosikan dan menginformasikan berbagai sektor Pembangunan di Pulau
Simeulue ke luar daerah.
sebagai
Mitra kerja, Peranan ”Pers di satu daerah merupakan ujung tombak dalam
mempromosikan dan menginformasikan situasi dan kondisi yang sedang terjadi,
serta yang akan dilakukan di masa yang akan datang,” kata Riswan NS dalam
pertemuan antara Himpunan Wartawan Simeulue (HIWAS) dengan Pemkab setempat di
Ruang tunggu Bupati, Sabtu(25/08/2012).
Menurut
Riswan, sepahit apapun atau sehitam apapun tentang Simeulue, informasikan,
kalau itu memang salah katakan salah. “Kami tidak mau menyimpan bangkai
karena suatu saat akan tercium baunya. Perlu diketahui, tanpa wartawan
dan media massa suatu daerah ibarat hidup di negeri Tarzan Gunung Pasir,” sebut
Rizwan yang diiyakan wakilnya Hasrul Edyar.
Namun
demikian, timpal wakil bupati Hasrul Edyar, bila ada informasi yang akan
dipublikasikan, supaya dilakukan konfirmasi ulang, supaya setelah mencuat dan
menjadi hak publik pejabat yang bersangkutan telah siap menghadapi pertanyaan
dari Pimpinan Tingkat Provinsi dan Pusat.
“Kalau
ada informasi, mohon kiranya diinformasikan kepada kami. Selama ini kami sering
gelagapan menerima pertanyaan dari tingkat provinsi dan pusat, karena tidak
menguasai persoalan yang telah diberitakan, sehingga kami kewalahan untuk
menjawab,” kata Hasrul Edyar.
Himpunan
Wartawan Simeulue (HIWAS) menyambut baik kebijakan Pemkab Simeulue yang
menjadikan insan pers dan media salah satu corong utama pemerintah Simeulue,
sehingga peran pers yang bertugas memberitakan dan mempublikasikan
suatu informasi yang dianggap layak sebagai konsumsi dan milik publik.
Dalam
kesempatan silaturahmi antara Pemerintah daerah dan Pers ketua HIWAS, Ahmadi mengingatkan
agar kebijakan Pemkab Simeulue menjadikan pers sebagai mitra utama juga harus
menghormati dan menghargai tugas dan fungsi pers. Dikatakannya lagi "Dikala ada informasi yang
bersentuhan dengan kebijakan yang dilakukan Bupati dan Wakil Bupati yang dianggap menyalahi aturan supaya tidak ada intervensi, seperti pengalaman
masa lalu". ujar ahmadi
kemudian
Ahmadi menambahkan, Masa lalu setelah dipublikasikan hal yang janggal dan salah
atas kebijakan pemerintah pers di Simeulue menjadi musuh dan dipandang sebelah
mata, bahkan ada yang menilai pers sebagai momok dan memperkeruh suasana.
Selanjutnya
kata Ahmadi, pemerintah dan pers adalah mitra tetapi kemitraan ini jangan
menjadi penghalang tugas dan fungsi pers. Sebab, lanjutnya, biasanya
kalau ada informasi yang tidak benar dan dipublikasikan oleh rekan-rekan pers,
pejabat menanggapi dengan negatif, bahkan pejabat cenderung menutup diri.
Ketua
HIWAS mengingatkan, dalam melakukan tugas jurnalistik supaya
mengedepankan kode etik dan etika, serta mengutamakan konfirmasi kepada semua
yang terlibat dalam suatu permasalahan, supaya berita bisa berimbang dan tidak
ada yang dirugikan, termasuk menghormati hak jawab.“Jangan kedepankan berita
karena emosional sehingga menjadi tendesius, apalagi tulisan yang bersifat
opini sendiri,” ungkapnya. (Mohd.Azis/Sumadi).