PONTIANAK, Aceh News - Sudah menjadi
tradisi setiap tahun. Menjelang lebaran uang pecahan selalu laku. Selain untuk
kebutuhan belanja, pecahan kecil juga kerap digunakan untuk berbagi kasih
dengan keluarga dan tamu. Khususnya anak-anak yang lebaran ke rumah-rumah.
Sampai dengan Jum'at, (10/08/2012) di Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalbar,
penukaran uang pecahan 20 ribu ke bawah sudah mencapai Rp 40 miliar.
Direktur Perwakilan Bank Indonesia Kalbar, Hilman Tisnawan kepada wartawan
beberapa waktu lalu mengatakan, lonjakan penukaran uang pecahan tahun ini
sangat dirasakan berbeda dari tahun sebelumnya. Bahkan tingginya penukaran
tahun ini membuat BI menambah persedian uang pecahan.“Tahun ini kami menyiapkan 200 M untuk uang pecahan, lebih tinggi ketimbang
tahun lalu yang hanya 120 miliar,” ujarnya.
Melihat tingginya animo masyarakat menukar uang pecahan, Hilman memperkirakan
persedian Rp 200 miliar di BI akan habis menjelang lebaran. Ditanya soal keseluruhan persedian uang untuk bulan ini, baik pecahan kecil
maupun besar, Hilman mengatakan, BI menyiapkan Rp 2 triliun, meningkat Rp 7
triliun dari tahun 2011 yang hanya Rp 1.4 triliun.
Dalam penukaran uang pecahan, BI telah menetapkan tak hanya bisa dilakukan di
Bank Indonesia, namun juga dapat dilakukan di bank-bank lain di seluruh
Kalimantan Barat. Penukarannya, tidak merugikan masyarakat. “Ingat, penukaran
uang pecahan tidak ada potongan, bila kita menukar 100 ribu, kita tetap dapat
100 ribu uang pecahan. Itu ketentuannya,” ujarnya.
Karenanya, Hilman Tisnawan memberikan informasi kepada masyarakat umum, bahwa
penukaran uang tidak merugikan dan tidak haram. “Yang haramkan yang biasa
menukar di jalanan itu. Kalau di bank tidak, tetap utuh sesuai dengan
nominal yang kita tukarkan. Kan tidak ada riba kalau demikian,” jelasnya.
Begitu pula dengan siapa saja yang dapat menukarkan uang pecahan.
Hilman
menuturkan, penukaran uang pecahan bisa dilakukan oleh seluruh masyarakat. Tak hanya
oleh nasabah. “Meski bukan nasabah bank, mereka tetap bisa menukar uang
pecahan,” pungkasnya. (Ubay KPI)