SIGLI, Aceh News - Pemerintah Kabupaten
Pidie bersama masyarakat luas melakukan peringatan tsunami dipusatkan di
lapangan museum Tsunami Pidie tepatnya depan Pendopo Bupati Pidie. Kecuali Kabupaten Pidie
Jaya yang tercatat juga mengalami tsunami, namun tidak melakukan peringatan Tsunami
hanya saja melalui surat memerintahkan untuk mengibarkan bendera merah putih
setengah tiang. Peringatan yang dihadiri ratusan masyarakat terdiri dari
berbagai unsur dan elemen, baik dari unsur Pejabat, PNS, para guru dan masyarakat
umum, juga anak-anak yang bersama
mengikuti peringatan tujuh Tahun Tsunami itu.
Bupati Pidie diwakili Wabup Pidie, dalam
sambutannya antara lain mengatakan, Peringatan Tsunami merupakan keharusan bagi
kita untuk mengenang tragedi gempa dan banjir besar terjadi pada Hari Minggu
Pagi Tanggal 26 Desember 2004.
mengenang
bukan hanya semata dengan kegiatan bantuan kepada korban pada Pasca Tsunami,
namun melakukan zikir dan doa bersama seperti hari ini, adalah momentum yang
sangat tepat, ujar Nazir.
Berpijak dari itu, lanjut Nazir selaku
ummat islam sudah wajar kita lakukan doa bersama seraya menjadi introspeksi
diri kita masing masing dimasa-masa mendatang, dalam artian perlunya meningkatkan
kualitas iman dan tagwa kita kepada Allah SWT, seperti hari ini kita lakukan
baca doa bersama seraya berniat agar para arwah korban gempa dan tsunami
diterima disisi Ilahi Rabbi, kita tidak dapat bayangkan betapa sedih dan
perihnya keluarga korban tsunami pada masa-masa itu, namun sejumlah NGO bantuan kemanusiaan dari berbagai
negara saat itu sangat kita butuhkan,
dan secara bertahap hingga kini para korban Tsunami sudah mendapatkan rumah dan
juga bantuan lainnya. terang
Nazir.
Sementara Ketua Pelaksana Drs Zakaria, pada Aceh News di sela-sela acara
peringatan dan zikir bersama mengatakan, Tahun ini pemkab Pidie memberi
kepercayaan kepada kita PGRI untuk melaksanakan kegiatan ini, tentu kita sudah
lakukan sesuai dengan aturannya, yaitu kita awali dengan serangkaian sambutan,
Zikir dan Berdoa bersama, selain disini pelaksanaan yang sama juga dilakukan di
Lima Kecamatan yakti Kecamatan, Batee, Padang Tiji, Muara Tiga Glumpang Tiga
dan Glumpang Baroh, tentu dana pelaksanaanya berasal dari kita, tegas Zakaria
yang berprofesi Guru itu.
Sementara Pembantu Ketua Pendata
(KP4D) Sigli,
Zainal Az mengatakan,
upaya-upaya kearah terbantunya proses agar warga korban mendapatkan rumah dan
dana rehabilitasi sudah kita lakukan, kecuali itu dana rehabilitasi sebesar
Rp.10 juta/KK untuk warga Sigli hingga kini belum dapat dicairkan, padahal usaha kita sudah maksimal, hanya saja BRR
sepertinya beralasan tidak dapat disalurkan karena pada saat itu, masyarakat
menolak diberikan tahap awal Rp.2.5 juta, kini
masyarakat masih menanti bantuan
rehabilitasi yang dijanjikan, oleh Kuntoro Ketua BRR NAD-Nias di sela-sela
Peresmian RSU Sigli waktu itu
“persoalan ini saat dilematis sekali, dan
ironisnya sehingga BRR dibubarkan, bantuan rehabilitasi ini tak kunjung datang”
timpal Zainal (Has)